Survive dengan Modal Rp 150 Ribu
Lisa Face-off dan Bisnis Aksesori Handmade (1)
Kehidupan Siti Nur Jazilah atau lebih dikenal dengan Lisa faceoff pelan-pelan mulai tertata. Setelah keluar dari rumah sakit pada 2014, kini Lisa semakin serius menekuni bisnis aksesori yang dimulainya pada 2009.
DWI WAHYUNINGSIH
SENYUM tersungging di bibir Siti Nur Jazilah atau Lisa face-off saat menghadiri parade fashion show Pasar Tiban bertajuk
Kartinikoe Kartinimoe di Pakuwon Mall akhir pekan lalu (21/4). Dalam pergelaran tersebut, Lisa menjadi salah seorang perempuan inspiratif yang mendapatkan
award dari sang perancang kenamaan, Anne Avantie.
Dia pun naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan bersama para perempuan inspiratif dan public figure lain seperti Ivo Ananda, Amelia Salim, Lisa Gunawan, dan Fatmawati Saifullah Yusuf. ”Aku juga nggak tahu. Tibatiba saja kemarin diminta untuk datang dan mendapatkan award ini,” tuturnya.
Lisa merasa bangga. Meski sudah turun dari panggung, dia terus menggenggam penghargaan dengan penuh senyum. Menengok ke belakang, kehidupan Lisa tidak semulus orang kebanyakan. Mimpinya untuk bahagia bersama Mulyono, pria yang kini sudah jadi mantan suaminya, kandas di tengah jalan. Pada 2004 pria yang dicintainya tersebut justru menyiramkan air keras ke bagian muka. Wajah Lisa rusak berat.
Selama tujuh tahun dia berdiam di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Lubang hidungnya tertutup lelehan wajah. Tujuh belas kali operasi dijalani hanya agar dia bisa bernapas dengan baik
J
Operasi perombakan wajah total ditawarkan dokter untuk memperbaiki wajah Lisa yang rusak parah.
”Pada 2009, saat masih di ruang perawatan, saya mulai merasa bosan. Apalagi, dulu saya terbiasa memegang uang,” kenangnya.
Rasanya benar-benar tidak enak harus berdiam diri di rumah sakit dan tidak melakukan apa pun. Akhirnya dia berpikiran untuk membuat sesuatu yang bisa menghasilkan uang. Keinginan itu didukung penuh oleh tim dokternya. Salah seorang adalah dokter kejiwaan yang mendampinginya, dr Nalini Muhdi SpKJ (K).
Tidak hanya membantu mengembalikan rasa percaya diri Lisa, dokter yang berpraktik di RSUD dr Soetomo itu juga memberinya modal Rp 350 ribu. Dengan uang tersebut, perempuan kelahiran 13 Januari 1984 itu memutar otak. ”Tidak semua dijadikan modal. Cuma Rp 150 ribu. Sisanya untuk membeli yang lain,” ujarnya.
Dibantu para petugas rumah sakit, Lisa mulai membelanjakan modalnya untuk membeli bahan baku pembuatan aksesori. Bahan yang pertama dibeli adalah monte jepang. Waktu itu, dengan hanya Rp 25 ribu, dia sudah mendapat banyak. Gelang dipilih Lisa sebagai aksesori pertama yang dibuatnya. ”Pelanggan yang beli ya keluarga pasien yang sedang ada di rumah sakit. Kan saya belum boleh keluar,” sambung bungsu dua bersaudara tersebut.
Dia sabar menunggu pelanggan yang mau membeli aksesori buatannya. Jika barang-barang tersebut belum habis, dia tidak memiliki modal untuk membuat lagi. Pada 2010 kesempatan untuk semakin memperkenalkan karyanya mulai terbuka. Sebuah acara bazar yang diadakan di Graha Amerta RSUD dr Soetomo menjadi salah satu titik melebarnya bisnis Lisa. ”Dari sana uang yang didapat mulai lumayan. Ini jadi modal untuk membuka usaha yang lebih besar,” tuturnya.
Keluar dari RSUD dr Soetomo, Lisa semakin aktif memasarkan produk buatannya. Melalui berbagai acara bazar, aksesori buatan Lisa makin diminati. Namun, pada 2014 Lisa sempat berhenti dan bekerja di perusahaan. Tetapi, setelah itu, dia kembali menekuni pekerjaan yang mengantarkannya untuk bertemu dengan orang-orang yang dulu hanya bisa dikaguminya. Misalnya, Fatmawati Saifullah Yusuf dan Anne Avantie. ”Kalau sama Bu Anne, dulu dikenalin Bu Fatma waktu ada acara di Grand City,” jelasnya.
Perancang busana kenamaan itu pun menjadi salah seorang yang menginspirasi Lisa. Dia ingin sukses seperti Anne. Bisa membuat produk yang memukau banyak orang dan dikenal dunia. ”Sampai saat ini, produk buatan saya hanya dijual online atau di bazar. Paling sering kalau pas ada seminar kedokteran,” ujar pemilik akun Instagram lisa_ jewellry_handmade tersebut.
Saat ini usaha aksesori Lisa sudah mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Lisa berharap bisnisnya terus berkembang karena dia masih menyimpan sebuah harapan besar.