PB Persani Lakukan Evaluasi Total
JAKARTA – Kejuaraan Junior Senam Artistik Asia 2018 sudah selesai. PB Persani langsung melakukan evaluasi terkait dengan penyelenggaraan event pada 25–28 April di Istora Senayan, Jakarta, itu. Manajer Kompetisi Ita Yuliati tidak memungkiri bahwa masih ada detail-detail penyelenggaraan yang harus diperbaiki. Dari aspek makanan, penilaian skor, hingga transportasi.
Menurut Ita, penyediaan makanan paling krusial. Sebab, tidak semua atlet, ofisial, maupun juri dari luar negeri menyukai masakan Indonesia. Hari pertama, panitia menyediakan makanan Indonesia sebagai menu makan siang dan makan malam di venue.
’’Makanan sisa banyak. Beberapa memang ada yang komplain. Dari India, mereka ada yang vegetarian. Kami harus memperhatikan itu,’’ katanya. Kemudian, pihaknya mengganti menu makanan pada hari berikutnya dengan pasta, salad, atau sandwich.
Dalam aspek penilaian skor, panitia menempatkan seorang volunter di setiap nomor lomba untuk memasukkan data dari juri ke komputer. Hal itu sesuai dengan arahan delegasi teknis pertandingan. ’’Sebelumnya, volunter untuk skoring sudah mendapatkan pelatihan dari Asian Gymnastics Union dan Federation Internationale de Gymnastique,’’ ucapnya.
Fakta di lapangan, selama dua hari babak kualifikasi, skor tak langsung muncul setelah atlet tampil. Kejadian tersebut sempat membingungkan penonton, ofisial, maupun awak media. Menurut Ita, keterlambatan itu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, adanya protes dari atlet atau pelatih serta ketidaksepahaman antara juri dan delegasi teknis terkait dengan sah atau tidaknya gerakan.
Hasil pertandingan juga terlambat dirilis. Pada hari kedua, hasil tersebut baru dirilis pukul 24.00. ’’Saat itu ada kesalahan teknis terkait pesenam Korea Selatan yang tertukar nomor dadanya. Sehingga sempat membuat kacau penilaian,’’ jelas Ita.