Jawa Pos

Korban Melawan, Penjahat Tewas

Curi Ponsel Tukang Tambal Ban, Berkelahi, Dihakimi Massa

-

GRESIK – Penjahat bernama Rahmad menjadi sasaran kemarahan warga di jalan Desa Roomo, Kecamatan Manyar, kemarin dini hari (29/4). Lelaki 28 tahun asal Madura itu tepergok mencuri ponsel dan berkelahi dengan pemiliknya, Martobat Marbun. Massa mengamuk. Rahmad dihabisi. Sampai mati.

Perkelahia­n Rahmad dengan Martobat terjadi sekitar pukul 04.00. Waktu itu, Rahmad dan temannya kelayapan mencari mangsa. Mereka berbonceng­an motor dari arah Manyar menuju Gresik kota. Belum diketahui jenis dan nomor polisinya.

Setiba di Jalan Meduran, Desa Roomo, mata Rahmad jelalatan. Dia melihat Martobat sedang tidur. Tukang tambal ban itu memang tengah beristirah­at. ’’Kalau ada orang yang mau nambal (ban, Red), pasti saya dibangunin,” ujar lelaki 32 tahun tersebut.

Martobat tidur tengkurap. Tampaknya terlelap. Di saku celananya, menyembul smartphone Oppo A71. Ada dompet juga. Rahmad melihat mangsa. Dia pun meminta temannya menghentik­an motor. Lalu, Rahmad mengendap-endap. Ponsel dan dompet milik Martobat disikat dengan cepat. Pelaku kabur.

Ternyata, Martobat terjaga. Lelaki asal Medan itu langsung berlari untuk mengejar Rahmad. Belum sampai jauh, Rahmad tersusul. ’’Sekitar 50 meter,” katanya.

Rahmad dan Martobat pun berkelahi. Keduanya saling pukul. Duel. Rupanya, teman Rahmad yang masih mengendara­i motor putar balik. Tubuh Martobat ditabrak. Kakinya dilindas.

Tentu korban menjerit kesakitan. Rahmad kembali kabur ke seberang jalan. Temannya sudah menunggu di sana. Namun, Martobat tidak menyerah. Dia memburu dua maling itu hingga ke seberang jalan.

Rahmad yang baru saja naik motor ditarik hingga jatuh ke aspal. Perkelahia­n terjadi lagi. Teman Rahmad pun kembali menabrak Martobat. ’’Kaki saya dilindas lagi,” terangnya.

Martobat berteriak makin keras. Beberapa warga mendengarn­ya. Termasuk pengendara yang sedang melintas. Tak lama, massa berkerumun. Mereka melihat Martobat dikeroyok kedua pelaku.

Rahmad terkepung. Temannya memilih kabur. Amuk massa pun tak terkendali. Bogem mentah bertubi-tubi menghajarn­ya. Kepalanya berdarah-darah. Rahmad kelenger.

Nah, di tengah kerumunan, ternyata ada yang menggunaka­n benda keras. Kuat dugaan itu batu atau paving. Seseorang memukulkan benda tersebut ke kepala pelaku. Rahmad dikepruk sampai roboh. Dia berteriak kesakitan, lalu terdiam. Napasnya tersengal-sengal, kemudian berhenti. Penjahat itu tewas di tangan massa.

Benda keras tersebut tidak ditemukan. Begitu pula pelakunya. Tidak ada yang kenal. ”Kami masih selidiki (pelaku pemukulan, Red),” ucap Kanitreskr­im Polsek Manyar Aiptu Aziz.

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? DISIMPAN: Tubuh Rahmad dimasukkan ke mesin pendingin ruang pemulasara­an jenazah RSUD Ibnu Sina kemarin.
ADI WIJAYA/JAWA POS DISIMPAN: Tubuh Rahmad dimasukkan ke mesin pendingin ruang pemulasara­an jenazah RSUD Ibnu Sina kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia