Pondok Pesantren Perlu Lebih Diapresiasi
KENDAL – Pertemuan calon wakil gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah dengan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama makin intens. Setelah bertemu dengan Rais Am PB NU KH Ma’ruf Amin pekan lalu, kali ini Ida berkunjung ke Ponpes Al Fadlu wal Fadhilah, Kaliwungu, Kendal. Dia sowan kepada pengasuh ponpes KH Dimyati Rois.
Dalam pertemuan yang berlangsung Senin itu (30/4), Ida menyatakan bahwa silaturahmi dengan kiai dan santri meringankan bebannya. Mantan ketua umum Fatayat NU tersebut menerangkan, tantangan dirinya bersama Sudirman Said dalam pilgub Jateng tak mudah. ”Namun, dengan bertemu para kiai maupun santri, menjadi ringan,” ujar Ida dalam keterangan persnya kemarin (1/5).
Dia juga membicarakan banyak hal dengan KH Dimyati Rois sebelum acara berlangsung. Mulai agendanya selama masa kampanye hingga pembicaraan tentang keluarga. Ketua Lembaga Ketahanan Keluarga (LKK) PB NU itu menambahkan, Jawa Tengah memiliki tantangan tersendiri. ”Jawa Tengah ini basisnya pesantren, madrasah diniyah (madin), TPQ. Namun, dengan basis yang kuat ini, tidak dikenal sebagai provinsi santri,” katanya.
Ida menyebutkan, jumlah ponpes di Jateng hampir mencapai 6.000 dengan total santri sekitar 1 juta. Sementara itu, jumlah madin sekitar 12 ribu. ”Selama ini dibiarkan saja bekerja mencerdaskan anak-anak, tapi tak mendapat apresiasi atau perhatian dari pemerintah,” tutur dia. Padahal, menurut Ida, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting. Dengan jumlah yang ada, SDM ponpes bisa dimanfaatkan untuk menambah kualitas di Jateng. ”Karena dengan SDM yang mumpuni, pembangunan akan semakin maksimal,” tegasnya.
Sementara itu, KH Dimyati Rois dalam ceramahnya mendoakan Ida terpilih sebagai wakil gubernur Jateng, mendampingi Sudirman Said. ”Semua itu karena Allah. Semoga karena Allah, Bu Ida ini jadi wakil gubernur,” ujarnya, diamini para santri Ponpes Al Fadlu wal Fadhilah.