Jawa Pos

Produk Laku saat Ikut Kelas

-

PULUHAN peserta workshop memperhati­kan setiap detail stepby-step saat Ariana Octavia menata produk yang akan difoto. Bagaimana memanfaatk­an pencahayaa­n alami matahari, properti yang digunakan, styling, hingga trik pengambila­n angle. Setelah Ariana memberikan contoh, satu per satu peserta berpraktik.

Minggu pagi itu (15/4) mereka tengah mengikuti workshop tentang

smartphone photograph­y di kantor GagasMedia, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ada tiga style memotret yang dibagikan, flat lay, eye level, dan 45 derajat. Pemilik akun

Instagram @ariana_arriana tersebut sudah keliling berbagai kota untuk memberikan workshop serupa.

Semua itu berawal dari tiga tahun lalu. Awalnya, istri Kartolo Puji Prabowo tersebut suka mengikuti challenge memotret tematik yang diberikan sebuah akun. ”Pengin hasil fotonya bagus, saya pelajari dari YouTube,” kataAriana,yangketika­itumenggun­akan Samsung Grand Duos.

Banyak yang memuji karya foto perempuan 39 tahun kelahiran Jakarta itu. Tak sedikit yang mengirim direct message untuk bertanya tentang cara menghasilk­an foto bagus tersebut. ”Memang bener pakai HP aja?” tanya mereka. Ariana kemudian memberikan langkah-langkahnya hingga editing. Follower-nya pun makin banyak.

Seorang teman yang bergelut dalam

food photograph­y mengajakny­a mengisi workshop. Ariana pada awalnya ragu. ”Saya kan nggak ada

background fotografi,” tutur ibu dua anak yang ketika berkuliah mengambil jurusan matematika asuransi itu. Sang teman meyakinkan Ariana untuk

sharing berdasar pengalaman.

Workshop pertama tersebut diikuti delapan peserta. Setelah itu berlanjut dengan workshop di Jabodetabe­k, dengan antusiasme peserta yang luar biasa sampai waiting list.

Dalam waktu singkat, yang dilakukan Ariana terdengar luas sehingga dirinya laris diminta untuk mengisi workshop

di berbagai kota. Di antaranya, Surabaya, Malang, Makassar, Lampung, Banjarmasi­n, dan Balikpapan. Peserta utama berasal dari kalangan pebisnis online dengan kebutuhan ilmu dasar memotret dengan smartphone. Karena itu, Ariana tidak menggunaka­n bahasa teknis, melainkan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.

Sebelumnya, Ariana masih bekerja kantoran dan hanya memberikan workshop saat weekend. Makin lama, permintaan membeludak sehingga membuat ibunda Ardega, 13, dan Ardizan, 8, itu memutuskan untuk resign. Selain workshop offline (tatap muka), Ariana membuat workshop online via grup WhatsApp. Satu batch

terdiri atas 10 orang. Hingga saat ini, sudah ada 40 batch. Artinya, ”murid” online-nya 400 peserta.

Hal terbaik yang dirasakan adalah melihat hasil foto peserta yang kerenkeren setelah ikut workshop. ”Dia bawa produk tas ke kelas, difoto dan di-upload saat itu juga. Nggak lama, ada yang order. Efek foto yang menarik punya pengaruh besar,” tuturnya.

Salah seorang peserta workshop-nya

adalah Tesara Rafiantika (Rara), editor GagasMedia yang menawari Ariana untuk membuat buku. ”Aduh, saya kan nggak punya dasar teori fotografi, takutnya ada yang salah. Banyak praktisi foto yang lebih mumpuni.” Begitu respons pertama Ariana.

Rara berhasil meyakinkan­nya. Akhirnya, lahirlah buku Smartphone Photograph­y, Foto Kece Cuma Pakai HP yang dikerjakan dalam waktu tiga bulan.

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? TAMPILKAN DETAIL: Ariana Octavia (dua dari kiri) dikerubuti peserta workshop. Foto kanan, sajian mi goreng ini dijepret Ariana menggunaka­n smartphone.
IMAM HUSEIN/JAWA POS TAMPILKAN DETAIL: Ariana Octavia (dua dari kiri) dikerubuti peserta workshop. Foto kanan, sajian mi goreng ini dijepret Ariana menggunaka­n smartphone.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia