Jawa Pos

Sepuluh Kontainer Ikan Serbu Pasar

-

TULUNGAGUN­G – Paceklik ikan yang mendera perairan Tulungagun­g sejak tahun lalu ternyata menimbulka­n efek domino. Diduga, saat ini ikan yang beredar di pasaran berasal dari luar alias impor.

Kendati demikian, para pedagang ikan di Pasar Ngemplak maupun Bandung, tampaknya, tidak begitu menghirauk­an itu, asalkan ada komoditas ikan yang dijual.

Kisworo, salah seorang pengusaha angkutan barang, mengatakan bahwa per hari memang ada pengiriman ikan ke Tulungagun­g. Ikan yang dikirim itu berjenis salem dan dalam kondisi beku yang dikemas kotak kardus. ’’Setiap hari kami memang mengirimka­n ikan ke kabupaten ini. Sebab, dari informasi yang kami dapat, di sini sedang paceklik ikan,’’ katanya.

Menurut dia, setiap hari tidak kurang dari sepuluh kontainer penuh ikan menuju Tulungagun­g. Setiap kontainer berisi 24–26 ton. Ikan tersebut dikemas dalam kardus yang dihargai Rp 15 ribu per kardus. Para pedagang ikan biasanya mengambil dagangan secara langsung saat ikan datang. ’’Para pedagang lalu menjual kembali ikan itu ke masyarakat dengan harga Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per kardus,’’ tambahnya.

Disinggung apakah ikan impor tersebut memiliki dokumen karantina, dia menyatakan sudah ada. Namun, dia belum bisa menunjukka­n dokumen tersebut. ’’Ada, tetapi masih dalam perjalanan,’’ ujarnya.

Kasanah, pedagang ikan di Pasar Ngemplak, mengatakan kurang tahu asal ikan yang dibeli, lalu dijualnya lagi itu. Dia memang tidak memikirkan kualitas ikan salem yang didapat tersebut. Yang ada di benaknya, apa yang bisa dijual hari itu tetap tersedia. ’’Saya jual Rp 16.500 per kilogram,’’ ungkapnya.

 ?? JAWA POS RADAR TULUNGAGUN­G ?? TAK ADA DOKUMEN: Truk kontainer yang membawa ikan dari luar ke Tulungagun­g. Ini ironis karena kota tersebut paceklik ikan.
JAWA POS RADAR TULUNGAGUN­G TAK ADA DOKUMEN: Truk kontainer yang membawa ikan dari luar ke Tulungagun­g. Ini ironis karena kota tersebut paceklik ikan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia