Jawa Pos

Back Three Bukan Solusi

AS ROMA vs LIVERPOOL

-

ROMA – Eusebio Di Francesco sudah menganalis­is kesalahan yang terjadi pada leg pertama semifinal Liga Champions Rabu lalu (25/4).

Allenatore AS Roma itu menyadari, skema back three atau tiga bek yang ampuh saat meredam Barcelona pada leg kedua perempat final (11/4) tak cukup solid untuk menahan Liverpool. Lima gol pun harus bersarang di gawang Alisson Becker pekan lalu.

Lalu, apa solusi yang disiapkan Di Francesco?

Corriere dello Sport kemarin (1/5) melaporkan, sangat riskan bagi Di Francesco kembali memakai tiga bek pada leg kedua dini hari nanti (3/5).

Apalagi, pada musim perdananya bersama Gialloross­i, Di Francesco sama sekali tidak akrab dengan formasi tiga bek. Dalam rekam jejaknya, tiga bek cuma dipakai tiga kali oleh mantan arsitek Sassuolo tersebut. Hasilnya? Roma hanya meraih 1 kali kemenangan, 1 kali seri, dan 1 kali kalah.

Selain itu, karena tuntutan mengejar margin tiga gol, Di Francesco harus memakai formasi yang nyaman dari sisi penyeranga­n dan pertahanan. Artinya, dia bisa tetap memakai skema empat bek. Apalagi, Di Francesco dan pasukannya sangat familier dengan skema tersebut. Musim ini, skema empat bek digunakan 44 kali oleh pria berusia 48 tahun tersebut. Persentase kemenangan dengan empat bek pun mencapai 54,54 persen.

Formasi 4-3-3 yang menjadi formula dasar Di Francesco musim ini mungkin diterapkan lagi. Dengan formasi 4-3-3, lima kali Roma menang dengan margin tiga gol atas lawan-lawannya. Yakni, melawan Hellas Verona (16/9), Benevento (20/9), Chelsea (31/10), Torino (9/3), dan Chievo (28/4).

Absennya Kevin Strootman di lini tengah Roma karena cedera tulang rusuk kanan bisa disubstitu­si Lorenzo Pellegrini. Pellegrini akan bersama De Rossi dan Radja Nainggolan di lini tengah Roma.

Di Francesco berharap para gelandangn­ya lebih sering memenangi pertarunga­n individu di lini tengah. Sebab, pada leg pertama lalu, Di Francesco melihat lini tengahnya sering kalah bertarung dengan trio James Milner-Jordan Henderson-Alex Oxlade-Chamberlai­n. Chamberlai­n cuma bermain 14 menit, kemudian digantikan Georginio Wijnaldum.

Dalam konferensi pers kemarin (1/5), Di Francesco mengatakan sudah menemukan resep untuk menang dan lolos ke final. ’’Kami akan mencegah lawan memiliki banyak ruang bergerak. Kami akan mengejar tiga gol dan sangat berisiko kalau pertahanan kami terkena serangan balik,’’ ucap pria kelahiran Pescara, Italia, tersebut.

Melihat kecenderun­gan menitmenit kebobolan Liverpool, Roma harus bisa memanfaatk­an 15 menit awal pertanding­an serta 15 menit terakhir pertanding­an. Sebab, fisik dan konsentras­i pemain Liverpool kerap kendur dalam 15 menit terakhir. Itu terbukti ketika Roma mencetak dua gol dalam rentang waktu tersebut di Anfield Rabu lalu (25/4).

’’Untuk bisa mengimbang­i permainan Liverpool, kami harus meningkatk­ankemampua­nfisik.Kami akan mencetak gol secepatnya. Dengankond­isiitu,kamiakanme­mberikante­kananyangb­esarkepada mereka,’ tutur Di Francesco.

Apakah Roma meng-copy paste formasi seperti melawan Barca di leg kedua perempat final? ’’Fisik dan spirit bertarung adalah hal yang harus disalin, bukan hanya formasi permainan,’’ kata Di Francesco.

Gelandang Roma Radja Nainggolan menambahka­n, untuk mengejar tiga gol, tidak boleh ada kesalahan permainan dari tiap individu. Semua harus sempurna.

 ?? PETER POWELL/EPA ?? MUDAH DITEROBOS: Bek AS Roma Kostas Manolas (kanan) menghadang pergerakan bomber Liverpool Roberto Firmino (25/4).
PETER POWELL/EPA MUDAH DITEROBOS: Bek AS Roma Kostas Manolas (kanan) menghadang pergerakan bomber Liverpool Roberto Firmino (25/4).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia