Flat Romokalisari untuk Warga Bantaran Kali
SURABAYA – Antrean menghuni flat milik pemkot mencapai lebih dari 4 ribu kepala keluarga. Namun, pemkot justru mengosongkan 50 unit flat di Romokalisari. Rencananya, tempat itu disediakan khusus untuk warga bantaran sungai di sepanjang pantai utara Surabaya.
Selama ini warga memang tinggal di pinggiran sungai. Mulai Kali Kandangan (Jembatan Branjangan), Greges, hingga Kalianak. Karena ditinggali banyak warga, hilir sungai pun menyempit.
Karena itu, pemkot berencana melakukan normalisasi. Tahun ini normalisasi difokuskan di Kali Kandangan. Pemkot sudah membangun pintu air dan rumah pompa di daerah itu. Jika normalisasi sungai berhasil, banjir di kawasan Kandangan, Manukan, hingga Lontar bakal teratasi.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Minun Latif mendapat aduan dari warga Branjangan. Bahkan, hearing sudah dilakukan pekan lalu. Mereka belum cocok dengan uang tawaran pembebasan lahan dari pemkot. Ada sebagian warga yang merasa memiliki alas hak atas tanah, ada juga yang tidak punya. ’’Masalah belum tuntas. Saat hearing PU (dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan, Red) dan lurah kemarin, tidak ada yang datang,’’ ujar politikus PKB itu.
Minun menyayangkan sikap pemkot tersebut. Sebab, komisi A berusaha menemukan titik temu agar proyek pemkot bisa segera terealisasi. Namun, dia juga tidak ingin ada warga yang dirugikan. ’’Kalau nanti semua beres, pasti mau pindah. Ini warga masih meminta kejelasan,’’ ujarnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu menerangkan, flat tersebut memang sengaja dikosongkan. Namun, sudah ada warga bantaran sungai yang akhirnya mau direlokasi.