Jawa Pos

Bangun Dua Blok Baru

Antrean Penghuni Flat Lebih dari 5.000 KK

-

SURABAYA – Kebutuhan flat tinggi. Hingga sekarang jumlah antrean sudah lebih dari 5.000 kepala keluarga (KK). Tahun ini pemkot menambah beberapa blok baru. Dua di antaranya berada di Surabaya Timur.

Salah satu faktor banyaknya antrean adalah program penertiban bangunan liar. ’’Mereka yang tidak punya tempat tinggal dirujuk ke flat,” kata Kepala Dinas Pengelolaa­n Bangunan dan Tanah (DPBT) Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu kemarin.

Saat ini pemkot memiliki 91 blok flat dengan kapasitas total 4.419 unit. Sebanyak 22 blok di antaranya berada di kawasan timur metropolis. Tersebar di empat lokasi. Yakni, Wonorejo, Penjaringa­n Sari, Keputih, dan Gunung Anyar.

Di antara empat tersebut, hanya Flat Keputih dan Gunung Anyar yang belum terisi penuh. Sebab, statusnya belum diserahkan ke Pemkot Surabaya. Misalnya,

di Flat Gunung Anyar, masih ada permasalah­an kepemilika­n lahan antara Pemprov Jatim dan pemilik lahan sebelumnya. Pemkot menunggu hingga permasalah­an itu selesai dulu. ’’Hingga sekarang prosesnya masih berjalan,” ujar perempuan yang akrab disapa Yayuk tersebut.

Untuk mengurangi jumlah antrean, pembanguna­n flat baru terus digodok. Di Keputih ada dua blok lagi yang akan dibangun. Tempatnya satu lokasi dengan flat yang eksisting. Yang lainnya berada di Penjaringa­n Sari yang pengerjaan­nya tengah berlangsun­g. ’’Untuk yang di Keputih menggunaka­n APBN. Penjaringa­n Sari menggunaka­n APBD,” katanya.

Yayuk menambahka­n, flat yang dibangun sekarang berbeda dengan model lama. Lebih luas dan dilengkapi perabotan. Satu unit terdiri atas dua kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang keluarga. Meski demikian, tarif yang diterapkan tetap sama. Mulai Rp 45 ribu sampai 100 ribu. Semakin tinggi lantai, banderolny­a semakin murah. ’’Intinya, pemberian flat ini untuk menyejahte­rakan. Harapannya, dengan tarif murah, mereka bisa menabung dan membeli rumah sendiri,” ujarnya.

Meski demikian, pengetatan pengawasan juga dilakukan pemkot. Hal itu bertujuan untuk menekan tingkat kecurangan yang terjadi di flat. Dengan demikian, peruntukan flat tersebut tepat sasaran. Caranya adalah dengan mengontrol penghuni setiap bulan. Jika flat ditinggal penghuni terus-menerus, ada surat peringatan. ’’Jika peringatan tidak diindahkan, penghuni akan diputus kontrak,” tutur Yayuk.

Begitu juga soal perawatan perabotan milik flat. Penghuni wajib menjaga agar tidak rusak. Bahkan, hal itu menjadi kesepakata­n saat penghuni masuk. ’’Ada surat yang harus ditandatan­gani. Surat itu menyebutka­n bahwa mereka tidak merusak dan akan menjaga properti flat,” ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia