Jawa Pos

Jelang Puasa, Kebut Tradisi Otok-Otok

Sehari Kumpulkan Rp 50 Juta

-

SURABAYA – Di sudut perempatan Jalan Bulak Banteng dan Tenggumung Wetan, sebuah tiang listrik terlihat mencolok. Sebab, ada belasan bendera berbagai warna yang terpasang di sana. Itu adalah salah satu penanda bahwa warga Madura yang tinggal di wilayah utara sedang melangsung­kan tradisi otok-otok.

Jawa Pos iseng melihat bendera hijau yang bertulisan nama Samsul. Setelah Jawa Pos bertanya ke sana-sini, ditunjukka­n rumah empunya nama. Sebuah tenda ungu berdiri di depan rumah lengkap dengan bendera hijau bertulisan nama Samsul. Tulisan tersebut seperti yang terpasang di tiang listrik itu. Tidak ada panggung atau kuade seperti laiknya acara sunatan atau pernikahan. Samsul sedang melangsung­kan otok-otok.

Di dalam tenda, Samsul terlihat sedang menjamu beberapa orang. Dia mengajak mereka berbincang­bincang sebentar sampai akhirnya salah seorang mengeluark­an amplop dan berpamitan. ’’Memang lagi ngejar hajatan. Soalnya, habis ini bulan puasa,’’ ujarnya pada Minggu (29/4). Salah seorang tamu, Mat Riji, memberikan uang Rp 500 ribu kepada Samsul. Mat Riji mengaku menghabisk­an Rp 5 juta hanya dalam dua hari untuk buwuh ke beberapa temannya.

Tradisi otok-otok diakui menjadi semacam ajang ’’arisan’’ bagi para pria etnis Madura. Jika mampu, seorang kepala keluarga biasanya bakal mendirikan tenda dan mengajak kenalannya menghadiri pestanya. Namun, yang diundang bukan sembarang orang, tetapi yang pernah mengundang­nya pada acara serupa. ’’Istilahnya, saat saya buwuh itu, orangnya jadi berutang kepada saya. Saat saya adakan hajatan, dia harus datang dan memberikan uang minimal yang sama,’’ ungkap Samsul.

Nominal uang tersebut bisa membesar sampai jutaan rupiah jika orang itu tergolong sukses. Namun, tidak ada aturan khusus soal kapan orang bisa mengadakan hajatan itu. Selama mereka mampu dan sudah banyak memberi dalam hajatan serupa di kalangan temanteman­nya, orang tersebut bisa melangsung­kan otok-otok.

’’Kalau sekarang memang lagi ramai soalnya tutupan. Puasa kan nggak boleh mengadakan hajatan. Jadi, semua pada mengadakan,’’ jelasnya. Samsul mengundang 170 orang yang pernah ditamui dalam 1,5 tahun terakhir. Hari itu saja, sudah ada 160 orang yang datang. Uang yang dikumpulka­n pun mencapai Rp 50 juta. ’Lumayan buat modal berdagang baju sekalian siap-siap Lebaran,’ tuturnya.

 ?? MOCH. SALSABYL/JAWA POS ?? UNDANG TEMAN: Bendera warnawarni yang dilengkapi nama menandai dimulainya tradisi otok-otok di kawasan utara.
MOCH. SALSABYL/JAWA POS UNDANG TEMAN: Bendera warnawarni yang dilengkapi nama menandai dimulainya tradisi otok-otok di kawasan utara.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia