KANS GELAR KE-13 REAL MADRID
MADRID – A por la ’’13” 26 de mayo. Begitulah tulisan pada T-shirt yang dikenakan pemain Real Madrid setelah menyingkirkan Bayern Muenchen di semifinal Liga Champions kemarin dini hari WIB (2/5). Artinya adalah menuju ke-13 pada 26 Mei (27 Mei WIB).
Ya, Real bakal merengkuh gelar Liga Champions ke-13 (La Decimotercera) seandainya memenangi final ke-16 mereka di Olimpiyskiy Stadium, Kiev. Meski bermain seri 2-2 melawan Bayern di Santiago Bernabeu kemarin, Los Merengues menembus final untuk kali ketiga beruntun atau keempat dalam lima musim terakhir. Kemenangan 2-1 di Allianz Arena (26/4) membuat tim asuhan Zinedine Zidane itu unggul agregat 4-3. Sebelum Real, hanya Juve yang pernah tiga kali beruntun lolos ke final (1995–1996, 1996– 1997, 1997–1998). Tapi, Nyonya Tua hanya sekali memenanginya (1995–1996). Sebaliknya, Real tak pernah gagal alias menang 4-1 atas Juventus musim lalu dan mengungguli Atletico Madrid lewat adu penalti 5-3 dua musim sebelumnya.
”Real memiliki sejarah panjang (di Liga Champions) dan kami sedang menulis sejarah lainnya,” kata Zidane seperti dilansir di situs resmi klub. ”Klub ini memiliki standar tinggi (di Liga Champions),” imbuhnya.
Menurut Zidane, Real menunjukkan mentalitas juara untuk mencapai final. Selama fase knockout, Sergio Ramos dkk menyingkirkan klub-klub tangguh Eropa sekaligus juara tiga liga elite Eropa musim ini. Paris Saint-Germain (PSG) di 16 besar, Juventus (perempat final), dan Bayern (semifinal).
Laga di Bernabeu kemarin boleh dibilang paling sulit bagi Real. Seperti di Allianz Arena, Los Merengues kalah dalam penguasaan bola (44 persen banding 56 persen) dan peluang (9 banding 20). Tapi, efektivitas plus keberuntungan menaungi tuan rumah.
Meski tertinggal oleh gol cepat (menit ketiga) bek kanan Bayern Joshua Kimmich, Real kemudian membalikkan keadaan melalui dua gol Karim Benzema. Masing-masing sundulan pada menit kesebelas dan dari blunder kiper Svge Ulreich pada awal babak kedua. James Rodriguez menandai kembalinya ke Bernabeu dengan gol (63’). Sayang, gol pemain yang dipinjam dua musim dari Real itu tak mampu menolong Bayern.
Di sisi lain, kegagalan Bayern berarti membuyarkan ambisi Die Roten meraih treble winners musim ini. Juga perpisahan ajang Eropa yang tidak menyenangkan bagi der trainer Jupp Heynckes. Kakek 72 tahun itu memutuskan untuk pensiun pada akhir musim dengan Niko Kovac yang bakal menggantikannya.
Meski begitu, Heynckes punya kesempatan mengangkat trofi dalam laga pemungkasnya bersama Bayern. Itu terjadi apabila Bayern memenangi final DFB Pokal (20/5).