Macet Total Tiga Jam
Jalan Raya Kalianak– Osowilangun Akan Dilebarkan
SURABAYA – Kemacetan parah terjadi di Jembatan Osowilangun kemarin (2/5). Penyebabnya, truk pengangkut pupuk mogok. Pengguna jalan yang tak sabar akhirnya melawan arus. Lalu lintas menjadi kacau dan macet total.
Truk pengangkut pupuk itu mengalami kerusakan pada bagian gardan sejak pukul 05.30. Posisinya tepat 50 meter sebelum menuju jembatan. Akibatnya, kemacetan sepanjang 3 km dari arah Gresik–Surabaya dan sebaliknya terjadi selama tiga jam.
Menurut warga yang tinggal di sekitar jembatan, Makin, truk hendak menuju Gresik. ’’Pagi kan jamnya orang berangkat kerja, jalan mulai padat. Truknya masih mogok. Jadi, pukul 06.30 itu mulai macet,’’ katanya.
Untuk mengev aku asi truk, petugas Polsek Benowo meminta bantuan forklif dari pergudangan di sekitar Osowilangun. Namun, evakuasi tidak bisa berlangsung cepat.
Menurut Aiptu Anggoro, anggota Polsek Benowo yang berada di lokasi, pihaknya sulit mengevakuasi truk karena forklif yang didatangkan terhambat kemacetan. Setelah kurang lebih tiga jam, akhirnya truk berhasil dievakuasi ke sebelah barat jembatan. ’’Truk dipindahkan ke tempat yang lebih lebar dan diperbaiki di sana,” jelasnya. Setelah truk dipindah, arus lalu lintas pun mulai lancar.
Kemacetan yang terjadi pada jam berangkat kerja itu membuat banyak pengendara motor dari arah Gresik–Surabaya menggunakan lajur kanan. Salah seorang pengendara adalah Sartono. Dia tidak tahan dengan kemacetan tersebut. ’’Lha kalau nunggu begini terus, bisa telat masuk kerja,” tutur pria 31 tahun tersebut.
Banyaknya pengendara yang menggunakan lajur kanan justru membuat kemacetan semakin parah. Petugas di lokasi berupaya mengatur lalu lintas dengan sistem buka-tutup jalur. Namun, hal itu juga memerlukan waktu.
Terkait semakin parahnya kondisi Jalan Raya Kalianak–Osowilangun, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Surabaya Ketut Darmawahana angkat bicara. Dia membenarkan bahwa jalur tersebut memiliki lebar yang tidak sama. Akibatnya, arus lalu lintas di beberapa titik tersendat. Misalnya, di sekitar Jembatan Branjangan dan Tambak Osowilangun.
Nah, pihaknya akan melebarkan sejumlah titik di kawasan tersebut. Lebar jalan akan dibuat sama. ’’Sehingga arus lalu lintas lancar,’’ lanjutnya.
Dia menyatakan, saat ini langkah melebarkan jalan itu masih memasuki tahap penilaian lahan. ’’Masih kami lakukan appraisal terhadap lahan-lahan yang bakal terdampak. Tahun ini kami optimistis selesai,’’ terangnya.
Setelah appraisal selesai, datadata lahan terdampak disetorkan ke kantor pertanahan dan pusat. ’’Saya targetkan 2020 sudah mulai pembangunan fisik,’’ katanya.
Perhitungan sementara, ada sekitar 5 hektare lahan yang bakal dibebaskan. Namun, angka tersebut belum pasti dan bisa bertambah banyak karena perhitungan di lapangan masih dilakukan.
Berinteraksi dengan warga juga tidak mudah. Banyak warga yang tinggal di lokasi sekitar jalan selama bertahun-tahun, tapi tidak memiliki sertifikat. ’’Dampak pelebaran dan hal-hal semacam itu sedang kami pertimbangkan ,’ ungkapnya.