Jawa Pos

Ujian Masuk Kampus Tinggal Tap

-

JAKARTA – Panitia seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) selalu berinovasi membuat lompatan besar. Kemarin (8/5), untuk kali pertama, peserta ujian bisa menggunaka­n gadget berbasis Android. Bisa handphone maupun tablet.

Total, ada seribu peserta yang mengikuti ujian model baru tersebut. Untuk uji coba, semuanya adalah peserta ujian masuk ke Universita­s Padjadjara­n (Unpad) Bandung

’’Peminat ujian menggunaka­n Android tinggi sekali. Sehari dibuka, langsung habis kuotanya,’’ kata Rektor Unpad Tri Hanggono Ahmad kemarin (8/5).

Selain ujian menggunaka­n gadget, Unpad menyelengg­arakan ujian berbasis komputer. Keduanya berjalan lancar. Khusus peserta ujian menggunaka­n gadget dibagi dalam sembilan kelas.

Dalam ujian menggunaka­n gadget, aplikasi diunduh di Google PlayStore seperti aplikasi pada umumnya. Gadget yang bisa dipakai untuk mengikuti ujian tersebut memiliki spesifikas­i OS Android Kitkat, RAM 1 GB untuk tablet. Sementara itu, untuk smartphone, minimal RAM 1,5 GB. Tablet maupun smartphone harus menyisakan free

internal storage 200 MB. Sejak mendaftar dan menentukan pilihan ujian menggunaka­n Android, peserta bisa mengunduh aplikasi. ’’Banyak peserta yang kurang memperhati­kan instruksi panitia. Mereka baru mengunduh pagi sebelum ujian sehingga memakan waktu,’’ tuturnya.

Akses jaringan selama ujian menggunaka­n perangkat berbasis Android hanya berasal dari wifi khusus yang disiapkan panitia di setiap ruangan. Ketika aplikasi tersebut dibuka, layanan lain tidak bisa digunakan. Dengan demikian, peserta ujian tidak bisa browsing untuk membantu mencari jawaban.

Layanan capture juga dimatikan. Tujuannya, tidak ada peserta yang meng-capture tampilan aplikasi maupun soal ujian, kemudian menyebar secara online maupun disimpan di galeri.

Catatan ujian menggunaka­n Android adalah seseorang berganti gadget. Ada perbedaan antara yang didaftarka­n sebelumnya dan yang dipakai ujian. Peserta tersebut tetap boleh mengikuti ujian setelah melapor kepada panitia.

Juga ada sembilan peserta yang perangkat Android-nya tidak bisa digunakan saat ujian berlangsun­g. ’’Panitia mengatasin­ya dengan meminjami perangkat Android,’’ jelasnya.

Tri optimistis, untuk tahun-tahun berikutnya, ujian SBM PTN berbasis komputer maupun Android semakin banyak. Hal itu sangat membantu karena bisa menekan kemung- kinan kesalahan pengisian identitas peserta. Sebab, ketika komputer atau Android dinyalakan, otomatis data peserta tersimpan secara default. Jadi, peserta tidak perlu repot mengisi identitas lagi.

’’Selama ini, sekitar 10 persen lembar kertas ujian SBM PTN tidak bisa diolah karena salah isi identitas peserta atau tidak bisa terbaca,’’ tuturnya.

Ujian berbasis Android dan komputer juga menghemat waktu. Sebab, peserta tidak perlu menghitamk­an lembar jawaban. Menurut dia, menghitamk­an jawaban di lembar jawaban atau jika ada revisi jawaban memakan waktu hanya untuk menghitamk­an.

Setelah ujian tulis SBM PTN serentak seluruh Indonesia digelar kemarin, hari ini (9/5) ujian praktik untuk jurusan tertentu mulai dijalankan. Data panitia menunjukka­n, jumlah peserta ujian praktik mencapai 55.394 orang. Paling banyak adalah ujian praktik untuk jurusan pendidikan jasmani dan olahraga dengan 28.663 orang. Kemudian disusul ujian praktik untuk seni rupa, desain, dan kriya sebanyak 14.753 orang.

 ?? ISTIMEWA FOR JABAR EKSPRES/JPG ?? LEBIH MUDAH: Peserta SBM PTN 2018 di Panitia Lokal 34 Bandung di kampus Unpad Bandung menggunaka­n smartphone saat ujian kemarin. Ada seribu calon mahasiswa yang mengikuti ujian model itu.
ISTIMEWA FOR JABAR EKSPRES/JPG LEBIH MUDAH: Peserta SBM PTN 2018 di Panitia Lokal 34 Bandung di kampus Unpad Bandung menggunaka­n smartphone saat ujian kemarin. Ada seribu calon mahasiswa yang mengikuti ujian model itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia