Jawa Pos

Perlu Tambahan Anggaran Subsidi

Harga Minyak Dunia Meroket

-

JAKARTA – Harga minyak dunia terus meroket. Acuan harga minyak WTI (west Texas intermedia­te) per 7 Maret 2018 sempat mencapai USD 70,56 per barel. Di akhir perdaganga­n kemarin, harga minyak mentah WTI berada di level USD 70,16 per barel. Sedangkan indeks harga minyak brent telah menggapai USD 75,73 per barel.

Tim harga minyak Kementeria­n ESDM mencatat, kenaikan harga minyak dipicu permintaan minyak global di tengah turunnya stok distillate fuel oil dan gasolin di Amerika Serikat. Meningkatn­ya ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga ditengarai menjadi salah satu pendorong kenaikan harga minyak mentah dunia. Sementara itu, di Asia kenaikan harga minyak terdorong oleh peningkata­n permintaan minyak untuk pembanguna­n infrastruk­tur India dan industri petrokimia di Korea Selatan. Serta, tingginya pertumbuha­n perekonomi­an di India dan Tiongkok. Kenaikan harga minyak dunia menjadi salah satu indikasi positif terhadap iklim investasi hulu migas.

Kenaikan harga minyak dunia menambah persoalan baru di APBN 2018. Ekonom Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef ) Bhima Yudistira Adhinegara mengatakan, pemerintah seharusnya menambah belanja subsidi energi, khususnya premium dan solar, melalui mekanisme APBN Perubahan 2018.

Pada asumsi APBN, harga minyak Indonesia atau Indonesia crude price (ICP) dipatok USD 48 per barel. Sedangkan ICP April telah merangsek ke angka USD 67, 43 per barel. ’’Kurs dan harga minyak mentah harus diubah karena deviasinya makin lebar,’’ katanya. Kenaikan harga minyak itu dinilai akan memperleba­r subsidi energi seperti BBM dan listrik.

Dalam APBN 2018, total subsidi energi yang meliputi listrik, BBM, dan elpiji dipatok senilai Rp 94,56 triliun. Angka tersebut lebih rendah daripada realisasi subsidi energi pada 2017 yang mencapai Rp 97,6 triliun. Padahal, angka tersebut telah membengkak jika dibandingk­an dengan yang ditetapkan dalam APBNP 2017 yang mencapai Rp 89,9 triliun. Karena itu, Kementeria­n Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan tambahan subsidi energi untuk solar. Yakni, dari Rp 500 per liter menjadi Rp 1.000–Rp 1.500 per liter agar tidak membebani PT Pertamina (Persero).

Direktur Eksekutif Institute of ReforMiner Komaidi Notonegoro mengatakan, pemerintah perlu tertib anggaran. ’’Jika memang perlu disubsidi, harus ditetapkan di APBN. Jangan digeser ke tempat lain yang bukan bagian dari APBN,’’ ungkap Komaidi.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Eni Maulana Saragih mengungkap­kan, diperlukan perubahan dalam APBN 2018 karena adanya pergeseran asumsi makro. Terutama untuk asumsi ICP (harga minyak mentah Indonesia) yang masih USD 48 per barel. ’’Sebaiknya ada penambahan subsidi untuk Pertamina,” terang Eni.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia