Diwarnai Peserta Salah Masuk Ruang
Rencanakan SBM PTN Lebih dari Sekali Setahun
SURABAYA – Tidak ditemukan joki, soal terdistribusi dengan baik, dan tidak ada gangguan yang berarti. Panitia seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) panlok 50 menyimpulkan bahwa ujian tulis berlangsung lancar kemarin (8/5). Meski begitu, masih ada peserta yang salah masuk ruang ujian.
Salah satunya Chris Laurentino. Dia mengikuti tes sains dan teknologi (saintek) di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag). Dia datang ke Ruang L 509 dengan membawa kartu peserta. Namun, namanya tidak terdaftar dalam presensi. Chris tidak diizinkan masuk sebelum dikroscek. Dia dikhawatirkan sebagai joki. ”Saya daftar secara online di website,” katanya.
Setelah dikroscek panitia, siswa lulusan SMA Kristen Petra 1 Surabaya itu diperbolehkan masuk. Penanggung Jawab Panitia Lokal (Panlok) 50 Surabaya Prof M. Nasih mengatakan, setelah dikroscek panitia ujian di Untag, peserta ternyata salah ruangan
Prosedur yang diterapkan panitia sudah benar. Peserta tetap diperbolehkan ikut ujian setelah datanya diverifikasi. ”Anak ini ternyata H-1 ujian tulis belum kroscek ruangan. Jadi, salah masuk ruangan,” katanya.
Nasih menuturkan, hal itu terjadi karena peserta tidak tuntas dalam mendaftar SBM PTN. Contohnya, siswa sudah mendaftar dan membayar di bank, tetapi tidak tercatat sebagai pendaftar permanen karena tidak menyelesaikan tahap selanjutnya. ”Kasus seperti ini banyak. Kami mencatat ada belasan ribu,” katanya.
Secara keseluruhan, pelaksanaan ujian tulis, baik berbasis cetak maupun berbasis komputer (UTBC dan UTBK), berlangsung lancar kemarin. Enam rektor di bawah panlok 50 bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Prof Ainun Na’im meninjau lokasi pelaksanaan ujian tulis SBM PTN. Mereka adalah Rektor Unair Prof Nasih, Rektor ITS Prof Joni Hermana, Rektor Unesa Prof Warsono, Rektor UPN Veteran Prof Teguh Soedarto, Rektor UINSA Prof Abdul A’la, dan Rektor Universitas Trunojoyo Dr Muh Syarif.
Ainun mengatakan, hasil pemantauan pelaksanaan ujian tulis di beberapa lokasi tidak ada kendala. Pendistribusian soal ke setiap lokasi ujian tidak terlambat. Begitu juga dengan pelaksanaan ujian tulis untuk peserta berkebutuhan khusus yang terfasilitasi dengan baik. ”Semua aman,” katanya.
Tahun ini ada tiga model ujian tulis SBM PTN. Yakni, UTBK, UTBC, dan ujian tulis berbasis Android yang dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung (ITB). ”Ke depan kami merancang pelaksanaan SBM PTN lebih fleksibel dan kredibel,” jelasnya.
Menurut Ainun, proses seleksi nanti mungkin dilangsungkan lebih dari sekali dalam setahun. Dengan begitu, siswa bisa melaksanakan tes meski belum naik kelas XII. Jika diterima, mereka akan masuk setelah lulus SMA. ”Ini menjadi best practice. Tujuannya, siswa yang memiliki kemampuan bagus sudah bisa ditampung. Mereka tidak perlu mencari sekolah di luar negeri,” jelasnya.
Untuk melaksanakan sistem seleksi tersebut, dibutuhkan persiapan yang matang seperti kelembagaan, mekanisme tes, dan sebagainya. ”Persiapan sudah 60–70 persen,” kata Ainun.
Sekretaris SBM PTN Pusat Prof Joni Hermana menuturkan bahwa peserta SBM PTN tahun ini secara nasional mencapai 860.001 orang. Sebanyak 187.185 orang merupakan peserta bidik misi. ”Peserta bidik misi cukup banyak. Sebab, kami mengalokasikan sekitar 20 persen dari jumlah kuota,” paparnya.
Di sisi lain, kedatangan lebih dari 60 ribu peserta SBM PTN mengakibatkan kepadatan lalu lintas di sekitar kampus-kampus tempat ujian. Terutama menjelang pukul 07.00 dan di atas pukul 14.30, setelah ujian selesai. Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Eva Guna Pandia mengatakan, ada sedikit kemacetan di beberapa ruas jalan utama. ”Macet, tapi nggak parah,” ucapnya.
Titik kemacetan itu terpantau di sejumlah wilayah. Peningkatan volume kendaraan secara drastis mengakibatkan kemacetan seketika. ”Selang 50 menit lancar lagi,” katanya.