Setiap Hari Tambah 10 PMKS
Antisipasi Overload, Liponsos Keputih Aktif Pulangkan Penghuni
SURABAYA – Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) masih terus menghantui metropolis. Itu terlihat dari penghuni Liponsos Keputih yang terus meningkat. Bahkan, tempat penampungan PMKS tersebut sudah overload.
Kepala Liponsos Keputih Sugianto menyatakan, penghuni liponsos pada 8 Mei sudah mencapai 1.263 orang. Jumlah tersebut termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), gepeng, lansia, anjal, waria, dan perempuan rawan sosial. Angka itu melebihi kapasitas di Keputih. ’’Idealnya kan 600 orang,’’ ujarnya kemarin.
Tahun lalu penghuni liponsos mencapai 1.600 orang. Jumlah tersebut menurun karena ada pemulangan penghuni ke daerah asal. Hingga awal Januari 2018, tercatat ada 1,500 orang. Tahun ini sudah dilakukan lima kali pemulangan. Total ada 706 orang. ’’Mei ini ada 34 orang yang dipulangkan,’’ tuturnya.
Dalam sehari, lanjut dia, penghuni baru liponsos mencapai 10 orang. Karena itu, pihaknya harus terus memulangkan ODGJ yang dinyatakan sembuh. Biasanya, pada Ramadan dan setelah Lebaran, PMKS di Keputih meningkat hingga 10 persen. ’’Setelah Lebaran, H+7, kami lakukan pemulangan lagi,’’ katanya.
Sementara itu, 50 ODGJ di Liponsos Keputih mendapat kunjungan istimewa kemarin (8/5). Mereka mendapatkan perawatan potong rambut dan kuku dari mahasiswa Universitas Ciputra (UC). Kunjungan tersebut membuat tampilan penyandang gangguan jiwa terlihat lebih rapi dan segar.
Hilda Yunita Wono, dosen komunikasi UC, mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi mata kuliah integrated marketing communication (IMC) dan campus social responsibility (CSR). ’’Jadi, anak-anak mencari kegiatan yang berdampak pada masyarakat,’’ tuturnya.
Sarah Christina, penanggung jawab kegiatan tersebut, menuturkan bahwa dirinya bersama teman-temannya ingin membuat kegiatan sosial yang tidak melulu memberikan donasi. Tetapi juga aksi nyata yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. ’’Kami sudah survei ke liponsos. Penghuninya lebih dari 1.200 orang. Tetapi, kami hanya mampu membantu 50–60 orang,’’ tuturnya.
Sugianto menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa UC yang memotong rambut dan kuku penghuni liponsos. Harapannya, banyak warga yang juga peduli terhadap ODGJ.