Kembangkan Hasil Penelitian, Gandeng Industri
SURABAYA – Banyak penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia. Namun, sedikit yang tembus untuk produksi masal. ’’Hambatannya lumayan banyak kalau di Indonesia. Salah satunya, pola pikirnya,’’ ujar Prof dr Amin Soebandrio PhD SpMK dalam acara Forum Diskusi Strategi Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) kemarin (8/5).
Menurut ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tersebut, para peneliti masih berpikir, hasil penelitian bisa langsung dipasarkan jika sudah berhasil. Padahal, untuk bisa diproduksi masal agar bermanfaat bagi masyarakat luas, ada serangkaian proses yang harus dilalui. ’’Seharusnya, sebelum penelitian, entrepreneurship harus tertanam di mindset peneliti,’’ lanjut Amin.
Peneliti harus bisa melihat industri yang memiliki potensi. Kemudian, mereka bekerja sama dengan perusahaan untuk memproduksi hasil penelitian secara masal agar bermanfaat bagi masyarakat luas. ’’Masalah pendanaan juga menjadi hambatan lain hasil penelitian tidak bisa menjadi produk masal,’’ tutur Amin.
Karena itu, Kemenristekdikti yang bekerja sama dengan PT Kalbe Farma Tbk meluncurkan program Ristekdikti-Kalbe Science Award (RKSA) 2018 sebagai program pengembangan penelitian. Pengembangan tersebut melalui pemberian dana yang berkaitan dengan kesehatan, farmasi, pangan fungsional, teknologi informasi, dan life science. ’’Untuk 2018, program difokuskan pada pendanaan penelitian dalam bidang kesehatan,’’ ujar Deputy Director Business Development PT Kalbe Farma Tbk F.X. Widiyatmo.