Penuh Misteri, Ada Kepuasan saat Bisa Menjawab
Annisa Fajrisima Listyasar, Raih Bronze di International Mathematics Wizard Challenge
Siswa-siswi dari Sidoarjo terus mencatatkan prestasi membanggakan. Kali ini Annisa Fajrisima Listyasar, pelajar SMA Progresif Bumi Shalawat, menorehkan prestasi di International Mathematics Wizard Challenge 2018.
FIRMA ZUHDI ALFAUZI
BARU kemarin (8/5) Annisa masuk sekolah lagi. Sebelumnya, siswi kelas X itu izin. Sebab, dia harus mengikuti International Mathematics Wizard Challenge 2018 di Jakarta. Usaha tersebut tidak sia-sia. Dalam kompetisi internasional yang diikuti enam negara dari Asia itu, Annisa berhasil meraih bronze medal. ”Saya satusatunya wakil dari Sidoarjo,” ujar dara kelahiran 6 Maret 2002 itu.
Annisa berangkat ke Jakarta bersama tiga temannya dari Rayon Jatim. Sebelum ke Jakarta, para peserta dikarantina dulu selama seminggu di Bogor pada 27 April hingga 4 Mei. Baru pada 6 Mei, Annisa ikut kompetisi di Jakarta. ”Total ada 17 soal saja. Ada isian singkat, juga uraian. Waktunya 90 menit,” katanya.
Sehari kemudian, hasilnya diumumkan. Annisa kaget. Dia tidak menyangka meraih bronze. Tentu saja bangga. Apalagi, lomba tersebut merupakan ajang pertama tingkat internasional yang diikutinya. ”Pertama lomba yang ada karantinanya juga,” ujar anak pasangan suami istri Agung Sulistiono dan Ana Purwati itu.
Ada ratusan peserta dari berbagai negara. ”Sangat berkesan pokoknya. Jadi lebih seneng matematika,” katanya. Sebelumnya, Annisa pernah mengikuti beberapa kompetisi mate- matika. Prestasi juga telah diukirnya. Di antaranya, peringkat III nasional dan perwakilan Provinsi Jatim dalam Olimpiade Matematika di Jakarta pada 2017.
Saat ini Annisa sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi matematika tingkat internasional lain. Waktunya Juli mendatang. Yakni, International Math Contest Singapore (IMCS). ”Seleksinya langsung ke Singapura,” ujarnya.
Annisa memang gemar matematika. Selain belajar saat jam KBM, dia berlatih matematika seminggu sekali di klub. Ada pembimbing khusus. Yang dibahas, antara lain, soal-soal kelas olimpiade. ”Terus latihan, cobacoba mengerjakan soal baru. Itu yang lebih mengasah,” katanya.
Selain dalam klub, Annisa biasa membawa soal-soal matematika ke asrama di Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Shalawat. Waktu senggang dimanfaatkan untuk berlatih lagi. Tidak sekadar soal-soal untuk tingkat kelas X. Dia juga melahap materi untuk kelas di atasnya. ”Memang suka matematika. Seru gitu rasanya waktu mengerjakannya. Penuh misteri. Saat berhasil menjawab, ada kepuasan tersendiri,” ungkapnya.
Bagi Annisa, belajar saja tidak cukup. Doa juga menjadi yang utama. Selain terus berdoa sendiri, ada doa dari orang tua. Terutama saat menjelang kompetisi.
Intensitas spiritual lain seperti membaca Alquran serta salat Duha dan Tahajud juga menjadi rutinitasnya. ”Ternyata, banyak banget yang ikut tahajud saat karantina. Adem rasanya,” ujar siswa asal Lampung itu.