Jawa Pos

BUTUH PENJINAK RUANG GANTI

-

PARIS – Predikat juara Coupe de France yang diraih Paris Saint-Germain (PSG) kemarin dini hari WIB (9/5) menandai akhir era Unai Emery. Meski masih menyisakan dua laga di Ligue 1, tak ada lagi misi yang diemban Emery. Pada 27 April lalu, pelatih berkebangs­aan Spanyol itu telah mengumumka­n bakal meninggalk­an

PSG di akhir musim.

PSG memenangi Coupe de France ke-12 atau kali keempat beruntun setelah menang 2-0 atas Les Herbiers di Stade de France. Dua gol kemenangan Les Parisiens dicetak Giovani Lo Celso pada menit ke-26 dan eksekusi penalti Edinson Cavani (74’).

Coupe de France melengkapi gelar Trophee des Champions, Coupe de la Ligue, dan Ligue 1 yang diraih sepanjang musim ini. Praktis, hanya Liga Champions yang lepas setelah dihentikan Real Madrid di babak 16 besar. Masalahnya, Liga Champions adalah trofi prioritas bagi bos PSG Nasser Al Khelaifi. Dan, Emery gagal mempersemb­ahkannya dalam dua musim terakhir.

Sebagai perbanding­an, Laurent Blanc yang menyapu bersih empat ajang domestik selama dua musim (2014–2015 dan 2015–2016) didepak karena gagal di Liga Champions. ’’Semua masih membicarak­an hasil kami (baca: kegagalan) di Liga Champions,’’ kata Emery kepada Goal. ’’Tapi, saya rasa musim ini pemain sudah menampilka­n yang terbaik dan itulah yang membuat saya senang,’’ imbuh pelatih 46 tahun yang menangani PSG dua musim terakhir itu.

Sejatinya, kegagalan di Liga Champions bukan satu-satunya alasan Emery kehilangan jabatannya. Pelatih yang membawa Sevilla memenangi Liga Europa tiga edisi beruntun (2013–2014, 2014–2015, 2015–2016) itu gagal menjinakka­n ruang ganti timnya. Emery mengakuiny­a dengan menyebut pemain termahal dunia Neymar sebagai orang nomor satu dalam tim. ’’Jika Pep Guardiola adalah pemimpin di Manchester City, di tim kami adalah Neymar,’’ ucapnya.

Hal itulah yang menjadi tantangan entraineur baru PSG. Meski belum diumumkan secara resmi, Thomas Tuchel santer disebut sebagai suksesor Emery. Pelatih 44 tahun asal Jerman itu pun tidak akan sendirian meng-handle Thiago Silva dkk.

Arsene Wenger yang meninggalk­an Arsenal pada akhir musim ini bakal membantu Tuchel. Pengalaman 22 tahun Wenger bersama The Gunners sangat mumpuni untuk menaklukka­n berbagai karakter dan ego pemain. Role yang ditawarkan PSG untuk Wenger adalah general manager.

Sebagaiman­a dilansir The Guardian

kemarin, Wenger tidak menampik membutuhka­n tantangan baru. Tapi, dia tidak ingin menjalani pekerjaan yang tidak dikuasainy­a. ’’Saya akan menjawab ’iya’ untuk saat ini. Tapi, saya bisa berubah pikiran nanti,’’ tutur pria 68 tahun tersebut.

Kedekatan Wenger dengan Al Khelaifi membuat Le Professeur bisa saja ’’memilih’’ jabatan yang disukainya di PSG. Sebagai catatan, sudah satu dekade terakhir Wenger mendapat job sebagai football expert di jaringan televisi milik Al Khelaifi, beIN Sport.

’’Hubungan saya dengan Nasser sangat baik. Saat dia masih muda dan memulai pekerjaann­ya, saya adalah kontak pertamanya, rekrutan pertamanya. Tapi, kami tetap profesiona­l,’’ beber Wenger.

 ??  ??
 ?? FRANCOIS MORI/AP ?? QUADRUPLE: Pemain PSG merayakan gol Giovani Lo Celso (dua dari kanan) dalam final Coupe de France di Stade de France kemarin dini hari WIB (9/5).
FRANCOIS MORI/AP QUADRUPLE: Pemain PSG merayakan gol Giovani Lo Celso (dua dari kanan) dalam final Coupe de France di Stade de France kemarin dini hari WIB (9/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia