Jawa Pos

Rela Mengajar di MTs saat Guru Berhalanga­n

Aktivitas Abdul Wachid Badrus setelah Pensiun sebagai Wakil Bupati Nganjuk

-

Masa jabatan Abdul Wachid Badrus sebagai wakil bupati (Wabup) habis pada 16 April lalu. Setelah pensiun, dia lebih banyak mencurahka­n waktu di bidang pendidikan. Sekaliseka­li pria asal Katerban, Kecamatan Baron, tersebut memenuhi undangan menjadi penceramah.

ANWAR BAHAR BASALAMAH, Nganjuk

ABDUL Wachid Badrus terlihat begitu santai ketika ditemui di kediamanny­a di Dusun Jati, Desa Katerban, Baron, Jumat (11/5). Mengenakan baju koko dan peci putih yang dipadu sarung cokelat, Gus Wachid, sapaan Abdul Wachid Badrus, terlihat sangat rileks.

Tidak ada lagi ajudan yang selalu setia mendamping­i di sisinya. Begitu pula aturan protokoler untuk duduk di sebelah mana.

Selayaknya tuan rumah, Gus Wachid mempersila­kan duduk di mana saja. Sebuah ruang tamu luas yang dilengkapi sofa hitam menjadi tempat perbincang­an dengan wartawan koran ini.

Tidak lupa, pria kelahiran Kediri, 15 November 1953, tersebut meminta asisten rumah tangganya menyuguhka­n dua cangkir teh. ’’Sekarang lebih santai. Waktunya lebih banyak di rumah dan pondok (pondok pesantren),’’ kata Gus Wachid mengawali perbincang­an pagi itu.

Selama ini, dia memang dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoiriyah, Desa Katerban, Kecamatan Baron. Selain pengasuh, Gus Wachid menjadi ketua yayasan seluruh lembaga pendidikan yang didirikan ponpes. Mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), raudatul atfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Karena itu, setelah tidak menjabat Wabup Nganjuk sejak 16 April lalu, Gus Wachid kembali ke dunia pendi- dikan. Sekarang waktunya lebih banyak dihabiskan untuk mengajar di ponpes dan MTs.

Kebetulan, sebelum dipinang menjadi Wabup pada 2008, Gus Wachid sudah menjabat kepala MTs Al Khoiriyah. ’’Sampai sekarang saya masih kepala sekolahnya,’’ lanjutnya.

Rutinitas Gus Wachid setiap hari jauh berbeda dengan saat masih menjadi Wabup selama dua periode (2008–2012 dan 2012–2018). Saat masih menjabat Wabup mendamping­i mantan Bupati Taufiqurra­hman, dia harus sudah berangkat ke pendapa setiap pukul 07.00 untuk persiapan apel pagi.

Kala itu, aktivitasn­ya banyak dihabiskan untuk mengurusi pemerintah­an. Karena itu, setiap Senin–Jumat, Gus Wachid lebih memilih menginap di rumah dinas Wabup di Jalan Basuki Rahmad, Nganjuk.

’’Sabtu saya baru pulang ke sini,’’ kata suami Nur Abidah tersebut.

Karena kesibukann­ya itu, urusan di MTs dan ponpes lebih banyak diwakilkan. Kecuali untuk surat-surat yang membutuhka­n tanda tangan kepala sekolah.

’’Biasanya, kalau butuh tanda tangan, pagi sebelum berangkat ke pendapa, saya sempatkan mampir ke sekolah sebentar,’’ tuturnya.

Kini waktunya lebih longgar. Begitu resmi mengakhiri masa jabatannya, setiap pagi Gus Wachid langsung ke sekolah yang hanya berjarak selemparan batu dari rumahnya. ’’Setelah berhenti, saya tidak liburan karena harus ke madrasah lagi,’’ tuturnya.

Di MTs, Gus Wachid memang tidak memiliki jam mengajar khusus. Namun, ketika ada guru yang berhalanga­n hadir, dia menggantik­annya. ’’Saya mengajar pendalaman agama,’’ ungkap bapak empat anak tersebut.

 ?? ANWAR BAHAR BASALAMAH/JAWA POS RADAR NGANJUK ?? LUANG: Abdul Wachid Badrus ditemui di kediamanny­a di Desa Katerban Jumat (11/5).
ANWAR BAHAR BASALAMAH/JAWA POS RADAR NGANJUK LUANG: Abdul Wachid Badrus ditemui di kediamanny­a di Desa Katerban Jumat (11/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia