Jawa Pos

Diduga Keracunan Cokelat Curah

Sepuluh Siswa SD Pakis VIII Muntah-Muntah, Sembilan Anak Dilarikan ke RS

-

SURABAYA – Jam istirahat pertama di SD Pakis VIII kemarin pagi (12/5) berubah menjadi kepanikan. Sepuluh siswa muntahmunt­ah setelah mengonsums­i mi dan es kepal cokelat. Sembilan siswa merupakan kelas III dan satu lagi kelas VI

Mereka langsung dilarikan ke unit kesehatan sekolah (UKS) untuk mendapat perawatan pertama. Karena kondisinya semakin parah, beberapa murid sempat tak sadarkan diri ketika dirawat. Demi keamanan, sembilan anak dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Tingkat III Brawijaya. Satu anak tidak dibawa ke rumah sakit karena diajak pulang oleh orang tuanya.

Peristiwa tersebut terjadi ketika anak-anak sedang beristirah­at pukul 08.30. Mereka memadati kantin untuk jajan. Termasuk sepuluh siswa itu. Mereka membeli mi dan es kepal cokelat, jajanan yang sedang marak, di lapak milik DH. Tubuh mereka langsung bereaksi setelah mengonsums­i dua jajanan itu.

Polisi belum bisa memastikan makanan mana yang meracuni murid sekolah di kawasan Bintang Diponggo itu. Namun, kecurigaan mengarah pada makanan penutup yang dikonsumsi murid-murid tersebut. Yakni, es kepal cokelat. Ada beberapa faktor yang mendasari kecurigaan itu. Salah satunya, penjual menggunaka­n cokelat curah. Itu dilakukan untuk memangkas biaya produksi. Sebab, target market-nya anak-anak. ’’Dijual Rp 3 ribu, itu dapat segelas kecil,’’ ucap Kanitreskr­im Polsek Sawahan AKP Haryoko Widhi kemarin.

Dari DH, si penjual, polisi mendapatka­n pengakuan bahwa hari itu dia mencoba produk cokelat bubuk curah yang dibeli di pasar. Sebelumnya, dia menggunaka­n merek cokelat bubuk yang lain. ’’Sudah lama dia pakai yang sebelumnya itu dan nggak ada masalah. Pas diganti (merek) ini, bermasalah,’’ jelas Haryoko.

Polisi pun mengamanka­n beberapa barang bukti di lapak DH seperti susu kaleng dan kemasan serta adonan mi siap saji. DH juga diciduk untuk dimintai keterangan. Polisi belum menaikkan statusnya dari saksi ke tersangka. Sebab, korps berseragam cokelat itu belum mengantong­i hasil penelitian makanan tersebut dari Labfor Polda Jatim. ’’Beberapa sampel yang kami sita adalah sisa muntahan siswa, es batu, cokelat yang digunakan, hingga sisa mi yang dimakan para siswa tadi,’’ ungkap penggemar badminton tersebut.

Kepanikan juga sempat terjadi ketika korban dibawa ke rumah sakit. Ambulans berlalu-lalang mengangkut mereka. Guru dan orang tua siswa datang ke rumah sakit untuk mendamping­i anak-anak. Ada juga bocah berseragam pramuka. Namanya Raindiar Syach.

Dia khawatir dengan nasib adik sepupunya, Septian, yang keracunan. Raindiar datang ke RS dengan mengayuh sepeda onthel dari rumahnya di Kembang Kuning. Dia ditemani teman sebayanya, Bryan Vallino Putra, yang juga menunggu saudaranya yang menjadi korban. Raindiar mengatakan, dirinya melihat Septian muntah di depannya. Saat itu dia dan teman-temannya sedang sibuk mempersiap­kan kegiatan Pramuka.

Begitu sampai rumah sakit, dia malah takut untuk masuk. ’’Lha itu banyak tentaranya, nanti kalau aku dimarahi gimana?’’ katanya. Akhirnya dia dan Bryan hanya menunggu di depan pintu lobi.

Kondisi para korban sudah membaik setelah mendapat perawatan di unit gawat darurat (UGD). ’’Semuanya dinyatakan sehat dan diperboleh­kan pulang ke rumah masing-masing,’’ kata Kabid Darlog BPB Linmas Yusuf Masruh ketika ditemui di depan RS.

 ?? GHOFUUR EKA/JAWA POS ?? LEMAH: Murid-murid SD Pakis VIII mendapat perawatan di UGD RS Tingkat III Brawijaya karena muntah-muntah setelah mengonsums­i mi dan es kepal cokelat di sekolah. Mereka sudah diperboleh­kan pulang kemarin (12/5).
GHOFUUR EKA/JAWA POS LEMAH: Murid-murid SD Pakis VIII mendapat perawatan di UGD RS Tingkat III Brawijaya karena muntah-muntah setelah mengonsums­i mi dan es kepal cokelat di sekolah. Mereka sudah diperboleh­kan pulang kemarin (12/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia