Usulkan Santri untuk Cawapres Jokowi
JAKARTA – Berbagai kriteria disodorkan partai politik pengusung Joko Widodo untuk memperebutkan posisi calon wakil presiden (cawapres). Pada pembukaan rapat koordinasi nasional (rakornas) dan workshop untuk anggota DPRD Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ketua Umum M. Romahurmuziy menilai sosok cawapres pendamping Jokowi sebaiknya memiliki latar belakang santri.
Hal itu disampaikan Romi –sapaan akrab Romahurmuziy– dalam sambutan rakornas dan workshop DPRD PPP di Jakarta kemarin (13/5). Romi menyebut hasil Pemilu Legislatif 2014 memaksa setiap partai peserta Pemilu 2014 untuk berkoalisi guna mengusung capres. ”Koalisi pun harus melihat ideologi yang berbeda supaya mendapat dukungan suara berbeda,” kata Romi, disaksikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang mewakili pemerintah serta para pengurus dan anggota DPRD Fraksi PPP se-Indonesia.
Keputusan itu, menurut Romi, membuat PPP juga harus berkoalisi. Sebab, PPP hanya memiliki suara 6,5 persen pada Pemilu 2014. Keputusan organisasi PPP jugalah yang mendukung pencalonan kembali Presiden Jokowi sebagai capres. PPP pun memiliki keinginan untuk bisa mendampingi Jokowi dalam pilpres nanti. ”Semua dinilai karena niat. Maka, kalau gak dapat presiden, ya wakilnya,” kata Romi.
Romi menyatakan, sosok cawapres harus berusia muda. Sebab, ada 40 persen pemilih di Pemilu 2019 yang berusia di bawah 40 tahun. Selain itu, Romi menyebut sosok Muhammad Hatta, Hamzah Haz, hingga Jusuf Kalla sebagai cawapres dengan latar belakang sama, yakni santri.
”Republik ini didirikan juga kontribusi kelompok Islam sehingga ada wajah santri di pemimpin kita,” tegasnya.
Tjahjo dalam sambutannya memberikan pujian kepada Romi selaku pimpinan partai yang berusia muda. Tjahjo juga menebar optimisme kepada kader PPP di rakornas terkait peluang partai berlambang Kakbah itu pada pemilu nanti. ”Selama republik ada, insya Allah PPP harus ada,” kata Tjahjo.