Jawa Pos

Ayo Bangkit, Lawan Terorisme

-

Pada 22 Oktober 1945, di Surabaya, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari mengumpulk­an para ulama. Misi besar nan mulia tersemat: Melahirkan Resolusi Jihad. Inti resolusi itu adalah mempertaha­nkan proklamasi kemerdekaa­n 17 Agustus 1945, pemerintah Republik Indonesia adalah pemerintah yang sah wajib dibela, dan jihad melawan Belanda merupakan kewajiban bagi setiap muslim.

Pada 10 November 1945, di Surabaya, pekik takbir ’’Allahu akbar’’ membahana. Dikomando Bung Tomo, rakyat Surabaya begitu gagah perkasa berjihad melawan agresi Belanda. Heroik. Membanggak­an. Dikenang sepanjang masa.

Namun, kini ideologi radikal berupaya mengubah makna mulia jihad dan pekik takbir. Sungguh sayang, sebagian kecil kelompok tercuci otaknya. Maka, jihad bagi mereka adalah membunuh sesama hanya karena beda pandangan dan keyakinan.

Betapa kejinya ideologi radikal. Makna jihad dan takbir yang pada 1945 begitu mulia dan membanggak­an arek-arek Suroboyo kini diubah dengan sesat menjadi justifikas­i untuk membunuh sesama. Lihat saja, sekelompok napi teroris di Mako Brimob, Depok, menistakan kemuliaan jihad dan takbir untuk membunuh dan menyiksa para polisi.

Lalu, kemarin di Kota Pahlawan, sekelompok teroris kembali mempertont­onkan kebiadaban mereka. Merenggut nyawa dan menorehkan luka dengan kejinya. Polosnya anak-anak pun tak mampu meredam kekejian mereka.

Munculnya ISIS di Iraq dan Syria memang telah membawa teror ke level baru, ke penjuru dunia. Sebarannya, radikalnya, lebih kuat dibandingk­an era Jemaah Islamiyah atau Al Qaeda satu dekade silam.

Karena itu, pemerintah harus lebih tegas. Aparat keamanan harus lebih waspada. Intelijen harus lebih kuat. Tingkatkan tindakan preventif melalui penangkapa­n jaringan teroris.

Upaya deradikali­sasi memang harus digalakkan untuk membawa orang-orang yang sudah diracuni otaknya dengan radikalism­e agar bisa kembali ke jalan yang benar. Namun, upaya tegas juga harus dilakukan.

Negara tidak boleh lemah menghadapi radikalism­e dan terorisme. Negara harus hadir memberikan jaminan keamanan bagi warganya.

Untuk warga Surabaya, untuk seluruh bangsa Indonesia, mari bangkit melawan terorisme. Buktikan kepada para teroris bahwa semangat persatuan dan persaudara­an kita tak akan surut. Kita tidak takut. Ora wedi! Wani!

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia