Jawa Pos

Dengar Anak Kecil Jadi Korban, Langsung ke PMI

Warga Berebut Donor Darah untuk Membantu Korban

- DEBORA DANISA SITANGGANG

Gedung Unit Transfusi Darah PMI diserbu warga dari segala penjuru Surabaya. Bahkan kota tetangga, Gresik. Tua, muda, kaya, miskin, semuanya ingin menyumbang­kan darah untuk korban pengeboman tiga gereja. Satu hal menggerakk­an mereka. Rasa kemanusiaa­n.

GLORIA Patty adalah salah satunya. Warga Rungkut itu mengaku rela jauh-jauh ke PMI di Embong Ploso untuk mendonorka­n darah. ”Biasanya, donor di gereja. Tapi, sudah lama nggak donor. Dan ada kejadian ini, saya pikir kenapa nggak donor saja hari ini,” ujarnya ketika ditemui sedang antre donor kemarin

Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai staf administra­si di sebuah sekolah itu mengaku tengah beribadat ketika peristiwa keji itu terjadi. Dia ikut deg-degan karena orang tua salah satu temannya diketahui beribadat di salah satu gereja yang diserang. ”Khawatir juga karena sampai jam dua siang, mereka belum bisa dihubungi,” tuturnya. Tapi tak lama kemudian, kabar melegakan datang. Mereka selamat.

Meski begitu, Gloria mengaku sedih saat mengetahui korban berjatuhan. Karena itu, dia ingin berbuat sesuatu. ”Jadi, meskipun jauh dari rumah, saya tetap berangkat ke sini,” lanjutnya. Gloria tak sendiri. Ratusan orang lain juga berdatanga­n di kantor PMI. Karena itu, dia harus antre untuk mendonorka­n darah.

Hingga malam, antrean donor meluber sampai ke teras dan tangga menuju lantai 2. Ruang daftar donor penuh. Sebagian terpaksa menunggu sambil duduk di lantai atau berdiri. Sampai hari gelap, masih ada donor yang baru datang. Pihak PMI Surabaya pun berupaya untuk mempercepa­t pelayanan agar donor tidak terlalu lama menunggu.

Luci Lestiani malah datang dari tempat yang lebih jauh lagi, Gresik. Begitu mendengar kabar tentang pengeboman dan kebutuhan darah, perempuan berjilbab itu tergerak untuk membantu Apalagi ketika mendengar ada korban yang masih kecil dan membutuhka­n berkantong-kantong darah. ”Saya cuma nggak habis pikir bagaimana orang-orang itu begitu. Saya pikir ini salah satu cara saya membantu dengan berbagi darah,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Perempuan pengusaha itu mengaku sebenarnya disarankan untuk kembali lagi keesokanny­a. Sebab, antrean donor kemarin membeludak. Kebutuhan darah juga sudah terpenuhi. ”Tapi, saya mau hari ini,” tegasnya.

Cerita serupa dituturkan warga lain yang antre. Donor darah adalah bantuan yang paling mungkin mereka lakukan. Karena itu, meski harus menunggu lama, mereka bersedia. Hingga malam, warga terus berdatanga­n. Meski diberi tahu bahwa antrean sudah melewati angka 200, niat mereka untuk membantu tidak surut.

PMI Surabaya menyebutka­n bahwa stok darah mereka sebenarnya sudah mencukupi. Di antaranya, tersedia 334 kantong untuk darah WB (whole blood), 868 kantong TC (thrombocyt­e concentrat­e), dan 889 kantong FFP (fresh frozen plasma). ”Stok kita sangat cukup dan sudah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan RS-RS,” jelas Kabag Pelayanan Donor Darah dr Martono Adi Triyogo kemarin. RS Bedah mengirimka­n permintaan darah terbanyak kemarin.

Meski begitu, PMI Surabaya akhirnya tetap menerima donordonor baru. Terutama untuk golongan darah O yang paling banyak dibutuhkan. Martono menjelaska­n, sebagian korban membutuhka­n fresh blood sehingga diperlukan donor baru. ”Ada yang tidak bisa pakai darah stok. Ya, harus kita carikan,” jelas Martono. Pelayanan terus dibuka sejak pukul 07.00 hingga 21.00. ”Dengan adanya tambahan donor hari ini, perkiraan kita memiliki tambahan stok 200–300 kantong,” imbuhnya.

Biasanya, pada Minggu, PMI Surabaya menerima hingga 500 kantong darah. Namun, itu merupakan gabungan dengan program donor darah dari tempat lain, terutama gereja. Hanya, kemarin program donor di gereja-gereja akhirnya ditiadakan untuk alasan keamanan. ”Tenaganya lebih banyak dibutuhkan di sini juga,” ujarnya.

Aksi warga di PMI menunjukka­n bahwa keinginan para teroris untuk menciptaka­n suasana mencekam dan ketakutan bagi warga Surabaya tidak berhasil. Warga malah menunjukka­n kekuatan dengan saling tolong-menolong tanpa melihat suku, agama, dan ras. Suroboyo gak wedi!

 ?? DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS ?? KAMI PEDULI: Ratusan warga beramai-ramai datang ke Unit Transfusi Darah PMI Surabaya demi membantu korban bom bunuh diri.
DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS KAMI PEDULI: Ratusan warga beramai-ramai datang ke Unit Transfusi Darah PMI Surabaya demi membantu korban bom bunuh diri.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia