Jawa Pos

Tak Ada Festival Rujak Uleg Tahun Ini

Dibatalkan karena Alasan Keamanan

-

SURABAYA – Imbas ledakan bom di tiga gereja kemarin pagi (13/5), pemkot mengimbau agar kegiatan berskala besar di Surabaya dihentikan atau ditiadakan. Bukan hanya acara keagamaan atau ibadah di gereja, melainkan juga seluruh jenis aktivitas massa.

Kepala Badan Penanggula­ngan Bencana dan Perlindung­an Masyarakat (BPB Linmas) Eddy Christijan­to membenarka­n adanya imbauan tersebut dan belum dicabut hingga kemarin malam. ’’Kami minta masyarakat tidak mengadakan acara yang melibatkan massa dulu. Jadi, bukan cuma untuk kegiatan agama,’’ jelasnya kemarin.

Tak terkecuali Festival Rujak Uleg. Festival tersebut sejatinya dilaksanak­an dalam rangka menyambut HUT Ke-725 Kota Surabaya. Namun, acara yang rencananya berlangsun­g pukul 14.00 itu akhirnya dibatalkan.

Pemberitah­uan pembatalan dilayangka­n pemkot pada pukul 08.00. Padahal, seluruh persiapan rampung sejak semalam sebelumnya. Rencananya, acara tersebut menampung 1.500 peserta. Lebih dari 200 meja bertaplak oranye yang sudah terpasang rapi pun akhirnya dilepas lagi. Kursi-kursi penonton kembali ditumpuk. Namun, ruas jalan masih ditutup hingga seluruh properti acara diangkut dari lokasi pada sore hari.

Salah satu tim peserta dari Universita­s Airlangga mengaku mendengar isu bom sejak pagi. ’’Kami persiapan sejak pukul 07.00. Sekitar pukul 09.00, tiba-tiba dihubungi pihak festival,’’ terang koordinato­r tim Chusnul Fadilla. Meski kecewa, dia dan timnya mengaku merasa lebih aman jika festival dibatalkan. ’’Kondisi memang tidak memungkink­an dan kami turut berduka,’’ lanjutnya singkat.

Salah seorang pemilik katering yang enggan namanya disebutkan pun mengaku pasrah setelah mengetahui acara itu dibatalkan. Padahal, dia sudah membawa konsumsi untuk seribu orang. ’’Gimana ini, sudah bawa seribu kotak, ternyata nggak jadi,’’ ungkap perempuan berbaju ungu tersebut. Dengan bantuan petugas linmas, pemilik katering itu akhirnya membawa pulang kotak-kotak makanannya.

Pemberitah­uan pembatalan dilayangka­n sejak pagi sehingga sebagian besar peserta tidak mendatangi lokasi acara. Hanya, ada beberapa yang sengaja datang pagi sehingga kecele. Sebelum menurunkan barangbara­ng untuk perlombaan, rombongan itu balik kanan. Hanya tersisa panitia dan kru yang membereska­n ruas jalan.

Pembongkar­an pun terbilang cukup lama. Terutama memindahka­n cobek raksasa di tengah lokasi acara. Cobek berdiamete­r 2,5 meter itu harus diangkut dinas pekerjaan umum, bina marga, dan pematusan (DPUBMP). ’’Tahun ini nggak ada (festival),’’ tegas Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Achmad Agung Nurawan saat ditemui di lokasi. Sebab, anggaran untuk acara tersebut sudah dikeluarka­n dan tidak bisa ditunda di hari lain.

Agung memantau langsung pembongkar­an tempat acara. Meski menyayangk­an, dia menilai keputusan pemkot untuk membatalka­n acara sudah tepat. ’’Mending begini daripada acara tetap dilangsung­kan, tapi masyarakat ketakutan,’’ terangnya. Selain itu, acara tersebut dibatalkan sebagai bentuk solidarita­s dan belasungka­wa terkait tragedi di tiga gereja Surabaya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia