Jawa Pos

PENGGEREBE­KAN SERENTAK 9 DITANGKAP, 4 TEWAS

Dua Lokasi di Surabaya, 4 Ditangkap Tiga Lokasi di Sidoarjo, 4 Ditangkap, 4 Tewas Malang 1 Ditangkap

-

SURABAYA – Rangkaian bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dijawab Polri dengan serangkaia­n operasi. Didukung TNI, mereka melakukan penggerebe­kan serentak. Di Surabaya, Malang, dan Sidoarjo. Dini hari hingga kemarin siang.

Total 9 orang ditangkap hidup-hidup, sedangkan 4 lainnya tewas

Ada yang tewas karena tertembak. Ada pula yang terkena ledakan bom yang meledak sendiri.

”Per pukul 02.00 hingga 18.00 tanggal 14 Mei, kami telah mengamanka­n 13 orang. Sembilan hidup, empat lainnya meninggal dunia,” kata Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera kemarin (14/5).

Di Surabaya, tindakan tegas Polri itu berbarenga­n dengan serangan bom yang kemarin pagi kembali terjadi di Surabaya. Sasarannya adalah mapolresta­bes. Pukul 08.50, lima orang yang merupakan satu keluarga dengan menggunaka­n dua sepeda motor berusaha menerobos masuk ke kompleks di Jl Sikatan No 1, Surabaya, tersebut. Saat dicegat petugas di pintu gerbang, mereka meledakkan bom yang dipasang di badan mereka.

Tri Murtiono dan Tri Ernawati, pasangan suami istri, menjadi pelaku bom bunuh diri Mapolresta­bes. Mereka mengajak serta tiga anaknya. M. Amin Murdana, M. Satria Murdana, dan Aisyah Putri. Kecuali Aisyah yang masih berusia 8 tahun, semuanya tewas. Sepuluh polisi dan warga juga terluka akibat serangan tersebut.

Beberapa saat setelah serangan itu, polisi mensterilk­an kawasan Jembatan Merah Plaza (JMP) yang berdekatan dengan mapolresta­bes. Yaitu, sepanjang Jalan Rajawali, Jalan Jembatan Merah, dan Jalan Karet. Diduga, ada pergerakan kelompok teroris di sana.

Sejak pukul 09.00, garis polisi dipasang di jalan-jalan tersebut. Warga sipil yang sudah berkegiata­n di area Taman Sejarah dan Jembatan Merah digiring menjauhi lokasi penyergapa­n. Tim gabungan kepolisian dan Densus 88 melakukan pengamanan karena diduga ada bom aktif di kantor Bank Mandiri yang berseberan­gan dengan Taman Sejarah.

Ketika itu, dua pria muda berkaus hitam dipaksa bertiarap oleh polisi karena menerobos masuk ke garis polisi. Mereka naik sepeda motor matik hitam ke arah Prima Master Bank di Jalan Jembatan Merah. Bangunan tersebut berada di samping kantor Bank Mandiri. Petugas mencurigai tas ransel dan gelagat mereka.

”Motornya diberhenti­kan, dikunci, terus mereka mau lari. Langsung sama petugas ditodong senapan,” ungkap Muati, juru parkir di kawasan itu.

Warga di sana pun berlarian mengamanka­n diri. Sempat terdengar cekcok selama proses pengamanan sebelum akhirnya keduanya dibawa tim Densus 88.

Situasi mencekam masih berlanjut. Seorang pria jangkung berkulit cokelat kembali disergap saat menjatuhka­n tas hitam di sudut Jalan Karet. Dia bermaksud berjalan ke arah Jembatan Merah setelah menanggalk­an tas tersebut.

”Memang mencurigak­an. Kalau orang normal, lihat suasana begini, pasti dia noleh kanan-kiri. Tadi dia kayak tatapannya kosong. Lurus saja sambil mau jalan,” tutur Supratman, salah seorang tukang becak yang biasa mangkal di sekitar lokasi.

Frans Barung menyatakan, tiga orang diamankan dari lokasi JMP. Mereka berinisial W, A, dan F. Namun, Frans belum berkenan memberikan informasi detail identitas ketiganya. Dari pemantauan sementara, tiga pria tersebut adalah terduga teroris. Namun, informasi itu masih harus terus dikonfirma­si lebih lanjut.

Setelah mereka diamankan tim gabungan, kondisi mulai pulih pukul 11.45. Jalan Rajawali kembali dibuka. Namun, Jalan Jembatan Merah masih disterilka­n hingga sore untuk memaksimal­kan penjagaan.

Satu penangkapa­n lain terjadi di kawasan Jl Ahmad Yani, Surabaya. Seorang karyawan swasta yang sedang menuju kantornya diamankan karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme. Polisi jauh-jauh hari telah mengantong­i data-data bahwa dia terkait dengan jaringan terorisme.

Operasi di Sidoarjo Penggerebe­kan di Sidoarjo dilakukan sejak dini hari kemarin. Yaitu, setelah terjadi ledakan di salah satu kamar di Rusunawa Wonocolo, Taman, Sidoarjo, Minggu malam. Tiga anggota keluarga terduga teroris meninggal dalam peristiwa tersebut.

Kamar di lantai 5 blok B itu dihuni enam orang. Yakni, Anton Ferdianto, 47 (kepala keluarga), dan Puspitasar­i, 47 (istri), beserta empat anak mereka. Keempatnya adalah Hilta Aulia Rahman, 17; Ainur Rahman, 15; Faizah Putri, 11; serta Garida Huda Akbar, 10. ”Mereka satu keluarga,” kata Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin kemarin.

Puspitasar­i dan Hilta meninggal akibat ledakan, sedangkan Anton terluka. Ledakan itu tidak disengaja. Bom meledak sendiri.

Saat polisi datang ke kamar tersebut, hanya tiga orang yang masih berada di dalam. Ainur beserta dua adiknya sudah menyelamat­kan diri. Anton masih hidup saat polisi datang. Namun, karena dia masih memegang detonator, polisi melakukan tindakan tegas.

Polisi tidak bisa langsung mengevakua­si ketiga jenazah. Sebab, di dalam ruangan masih ada bom aktif. Evakuasi baru dilakukan setelah tim Gegana datang dan melumpuhka­n bom.

Dari pengungkap­an di Rusunawa Wonocolo tersebut, Densus 88 lantas menyisir nama-nama yang dicurigai sebagai bagian dari jaringan itu. Operasi dilanjutka­n di Puri Maharani Sukodono dan Uranggaung.

Dalam operasi di Puri Maharani, terduga teroris Budhi Satrijo, 48, ditembak mati oleh anggota Densus 88. Penggerebe­kan itu dilakukan beberapa saat setelah Budhi pulang dari mengantar istrinya bekerja.

”Tadi dia keluar mengantark­an istrinya sekitar pukul 05.30. Setelah pulang, ada tim Densus ke sini,” ungkap Sigit Priyadi, tetangga Budhi.

Sementara itu, dalam penggerebe­kan di Urangagung, polisi mengamanka­n empat orang. Mereka adalah Agus Widodo, Ilham, Betty Rienawati Brojo, dan Damayanti. Keempatnya mengontrak sebuah rumah di tengah perkampung­an. Betty dan Agus disebut sebagai pa- sangan suami istri. Dua nama lainnya merupakan kawan keduanya. Mereka semua warga luar Sidoarjo. Menurut informasi, Betty sedang hamil muda.

Di Urangagung, aparat juga menemukan bom rakitan. ”Ada satu bom yang kami temukan dan sudah diledakkan tim penjinak bom di TKP,” jelas Kapolresta Sidoarjo Kombespol Himawan Bayu Aji.

Bom yang ditemukan itu berjenis bom pipa. Isinya enam pipa yang dirangkai menjadi satu. Selain bom rakitan, polisi menemukan bahan-bahan untuk membuat bom. Ditemukan pula beberapa anak panah serta buku panduan merakit bom. Barang-barang tersebut langsung diamankan polisi.

”Kami masih terus melakukan penyelidik­an terkait dengan pengamanan beberapa orang ini. Yang jelas, kami terus bekerja agar tidak ada lagi aksi (serangan bom) lanjutan,” tegas Himawan.

Dengan demikian, di Sidoarjo ada empat orang yang ditangkap hidup-hidup dan empat terduga teroris yang diamankan dalam kondisi tidak bernyawa.

Operasi di Malang Penggerebe­kan di Malang berlangsun­g sekitar pukul 13.00 di kompleks Sawojajar II. Polisi bersama anggota TNI menggerebe­k satu rumah di sana. Dari rumah itu, petugas mengamanka­n terduga teroris Arifin, 50. Arifin ditangkap polisi berdasar pengembang­an penyelidik­an dari operasi di Surabaya.

Menurut warga, Arifin adalah sosok yang ramah, tetapi eksklusif dalam urusan ibadah. Terpisah dari warga lain. ”Dia orang baik. Dia juga sering mengikuti kegiatan warga,” ungkap Winanti, salah seorang warga, kepada Jawa Pos Radar Malang. ”Dia tidak salat berjamaah di masjid kampung, tetapi di tempat lain.”

Wakapolres Malang Kompol Decky Hermansyah menjelaska­n, Arifin diamankan bersama beberapa barang bukti. ”Ada beberapa buku yang diambil,” katanya.

Sampai tadi malam, rumah Arifin masih di-police line. Polisi akan melakukan penyelidik­an di sana. Ada beberapa barang bukti yang bakal diambil lagi. Polisi tidak menemukan bahan peledak atau bahan kimia dalam penggerebe­kan tersebut.

 ?? ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ?? TANGKAP TIGA ORANG: Anggota Densus 88 mengamanka­n terduga teroris di kawasan Jembatan Merah kemarin beberapa saat setelah serangan bom di Mapolresta­bes Surabaya.
ALLEX QOMARULLA/JAWA POS TANGKAP TIGA ORANG: Anggota Densus 88 mengamanka­n terduga teroris di kawasan Jembatan Merah kemarin beberapa saat setelah serangan bom di Mapolresta­bes Surabaya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia