PB NU: Pantau, Laporkan, Petakan!
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) bakal mengaktifkan jaringan yang dimilikinya hingga level terbawah untuk memonitor aktivitas keagamaan yang mengarah pada benih-benih terorisme. Upaya itu penting untuk deteksi dini dan pencegahan. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos TAUFIQURRAHMAN dengan Sekjen PB NU.
Bagaimana Anda melihat rangkaian serangan teror ini?
Intelijen kita tidak hanya kecolongan, tapi sangat, sangat lemah. Karena itu, kami (PB NU) mengajak seluruh entitas keagamaan mendukung aparat dan pemerintah. Kami juga sepakat untuk membentuk posko-posko kemanusiaan. Kami juga minta, baik kepada TNI maupun Polri, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Apa fungsi posko kemanusiaan?
Posko-posko tersebut berfungsi menghimpun berbagai macam informasi dari masyarakat untuk kami perbantukan dengan pemerintah. Biar pengawasan di berbagai tingkat, mulai pusat hingga daerah, dapat terjaga dengan baik.
Bagaimana mekanisme kerjanya?
Kami memanfaatkan jaringan yang sudah dimiliki. Mulai pengurus cabang NU (PC NU) sampai tingkat ranting. Masing-masing akan melaporkan perkembangan kekinian. Kalau ada temuan-temuan, kami langsung follow up.
Pengawasan itu apakah mencakup aktivitas pengajian dan masjid-masjid di lingkungan?
Ya. Misalnya, ada tanda-tanda seperti kelompok pengajian dan perkumpulan perkumpulan, jika di tengara i melakukan suatu gerakan (mengarah pada radikalisme, Red), mereka langsung dilaporkan untuk dipetakan. Apakah diskusi itu berkembang atau mengarah pada langkah terorisme dan seterusnya.
Lapornya nanti ke mana?
Bisa ke aparat atau PC NU setempat. Setidaknya dipantau. Kalau tidak dipantau, bergerak bebas. Indonesia ini dibangun atas dasar konsensus bersama di atas semua golongan, ras, etnis, dan agama. Negara tidak boleh kalah oleh ulah segelintir orang yang mengatasnamakan jihad, padahal menodai makna jihad itu sendiri.