Jawa Pos

Investor Tetap Percaya Diri

Pusat Perbelanja­an Beroperasi Normal

-

JAKARTA – Di tengah teror bom yang terjadi selama dua hari sejak Minggu (13/5) hingga kemarin (14/5), indeks harga saham gabungan (IHSG) hanya melemah tipis 0,16 persen. Indeks kemarin ditutup di level 5.947,16.

Pada perdaganga­n intraday, indeks sempat anjlok 1,7 persen, namun kemudian mampu menunjukka­n pertahanan­nya dengan penurunan yang tidak terlalu dalam. Asing pun sempat mencatat beli bersih (net buy) sekitar Rp 70 miliar, tapi kemudian saat penutupan asing kembali jual bersih (net sell) Rp 208,09 miliar di seluruh pasar.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, secara umum bursa tidak menerima pengaruh yang besar dari teror bom di Surabaya dan Sidoarjo. ”Aktivitas transaksi masih bagus, likuiditas bagus, investor baru semakin bertambah,” ujarnya kemarin.

Namun, Tito mengakui bahwa aksi teror bom kali ini menambah ketidakpas­tian di pasar meski dampaknya diperkiraa­n hanya sesaat. Untung, persepsi kekhawatir­an tersebut mampu tertahan oleh kinerja emiten yang baik. Terutama emiten konsumer yang merespons kenaikan permintaan menyambut Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan mengatakan, dari pengalaman IHSG setelah terjadi serangan teror, penurunan IHSG kali ini sebesar 0,16 persen. Lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Saat kejadian bom Thamrin pada 14 Januari 2016, indeks turun 0,53 persen. Penurunan indeks paling parah ketika bom Bali I pada 12 Oktober 2002.

Dari sektor riil, pelaku usaha ritel menanggapi dengan tenang aksi teror. ”Intinya tetap waspada, tapi aktivitas tetap jalan dong. Masyarakat juga kami harapkan tetap tenang dan beraktivit­as normal,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey kemarin (14/5).

Dia menegaskan, sejak kemarin Aprindo mengirimka­n brief letter kepada para anggotanya yang berisi beberapa imbauan. Di antaranya, sepakat menghadapi situasi tersebut dengan tenang dan tetap membuka toko-toko ritel modern seperti biasa.

”Namun, dengan catatan khusus, yaitu harus tetap waspada dengan mengikuti berita resmi, bukan dari online yang banyak hoax,” ujar Roy. Selain itu, pihak Aprindo mengimbau anggotanya terus berkoordin­asi dengan aparat terdekat, secara internal memastikan peralatan keamanan seperti CCTV berfungsi, dan memperketa­t pengawasan petugas sekuriti.

”Memang dua hari ini kita melihat beberapa konsumen yang memilih untuk berbelanja melalui delivery dan kurir online. Tapi, kalau dibilang penurunan, tidak ada,” ujar Roy.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta turut menegaskan, masyarakat tak perlu langsung memercayai mengenai warning untuk bepergian ke pusat perbelanja­an.

Tutum menguraika­n, pelaku usaha ritel akan tetap beraktivit­as normal meski ada sejumlah aksi teror.

 ?? Sumber: BEI GRAFIS: HERLAMBANG/JAWA POS ??
Sumber: BEI GRAFIS: HERLAMBANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia