Jatim Dorong Optimalisasi Bandara
SURABAYA – Potensi pariwisata di Jawa Timur (Jatim) masih besar. Namun, untuk bisa mengakses tempattempat wisata, dibutuhkan infrastruktur memadai. Pemprov Jatim mendorong Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang dan Bandara Banyuwangi bisa menjadi bandara internasional.
Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan, Bandara Internasional Juanda Surabaya saat ini sudah overload. Lalu lintas penumpang mencapai 21 juta. Padahal, idealnya hanya 8 juta orang. ’’Akses Surabaya–Malang bisa enam jam saat weekend. Jadi, kita butuh infrastruktur yang lebih bagus,’’ ujarnya dalam FGD Collaborative Destination Development yang diadakan Angkasa Pura I kemarin (14/5).
Akses tersebut sangat penting untuk menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang makin diminati wisatawan mancanegara. Akses tol menuju TNBTS melalui Probolinggo juga telah disediakan. ’’Yang harus dilakukan, untuk melewati Probolinggo dan Bromo, ada destinasi baru yang harus diisi. Ini tawaran kepada Asita (Asosiasi Agen Tur dan Travel Indonesia, Red) untuk mengisi destinasi baru,’’ katanya.
Pada 2017, tercatat ada 625 ribu wisman ke Jatim dan 58 juta wisatawan Nusantara. Tujuan 24 persen wisatawan Nusantara adalah Malang Raya. Karena itu, strategi yang dioptimalkan untuk menambah destinasi adalah menjadikan Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang dan Bandara Banyuwangi sebagai bandara internasional.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I Devy Suradji menjelaskan, bandara menjadi entry point saat wisatawan masuk.