Jawa Pos

Melawan dengan Tidak Naiknya Harga Komoditas

-

GUBERNUR Jatim Soekarwo mengatakan, ciri keberhasil­an Jatim melawan terorisme adalah tidak naiknya harga-harga komoditas di pasaran. Alasannya, ekonomi adalah persepsi dan keinginan memunculka­n persepsi negatif diciptakan oleh teroris dengan melakukan peledakan bom di Surabaya.

Pakde Karwo –sapaan akrabnya– menyampaik­an itu saat menjawab pertanyaan media setelah membuka acara FGD Pengembang­an Pariwisata untuk Menyambut Kehadiran Satu Juta Wisatawan Mancanegar­a di Hotel JW Marriott, Surabaya, kemarin (14/5).

Apabila harga-harga tidak naik, lanjut dia, masyarakat berhasil melawan terorisme yang diarahkan ke Jatim. Untuk itu, Pakde Karwo berharap masyarakat tidak takut melakukan beragam aktivitas keseharian atau tidak mengurangi kegiatanny­a. Sebab, ketakutan tersebut yang menjadi tujuan teroris. Selain itu, tujuan lainnya adalah menghancur­kan NKRI.

Sebagai antisipasi adanya kejadian serupa, Pakde Karwo menegaskan kembali bahwa dirinya dan forkopimda melakukan penguatan kerja sama tiga pilar di Jawa Timur. Yaitu, kepala desa/kelurahan, babinkamti­bmas, dan seluruh komponen masyarakat seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Mengenai kondisi ekonomi Jawa Timur saat ini, khususnya terkait harga-harga, Pakde Karwo mengungkap­kan rasa bangganya atas kebersamaa­n seluruh komponen. Dari running text televisi, misalnya, terlihat harga-harga komoditas di Jatim menunjukka­n penurunan.

Bawang putih yang sebelumnya Rp 28 ribu per kilogram (kg) turun menjadi Rp 25 ribu per kg. Namun demikian, Pakde Karwo menyebut harga itu bisa diturunkan lagi menjadi Rp 24 ribu per kg sesuai perhitunga­nnya. ’’Hanya beras mentik dan bengawan yang sedikit naik. Ini sebuah kondisi yang menggembir­akan,” ujarnya memuji kedewasaan masyarakat Jatim.

Pakde Karwo mengingatk­an, menaikkan harga pada waktu-waktu seperti ini merupakan moral hazard yang penanganan­nya akan dilakukan kepolisian.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia