Bina Dua Atlet Calon Pengganti Dirinya
Usianya baru 27 tahun. Namun, Hendro Tjap, atlet jalan cepat pelatnas Indonesia, mulai merintis karir sebagai pelatih. Itu dia perlihatkan pada Kejurnas 2018 pekan lalu. Dia menjadi mentor sang adik, Yosef Tjap, dan Violine Intan Puspita, juniornya dari Jambi.
SEBAGAI pemegang lima rekor nasional jalan cepat, nomor road dan track, Hendro masih menjadi tumpuan Indonesia setidaknya hingga SEA Games 2019. Saat ini Hendro merupakan atlet yang juga dipersiapkan untuk tampil di Asian Games 2018 nomor 50 km jalan cepat.
’’Kalau melihat fisik atlet Indonesia, potensi kami memang di nomor jarak jauh,’’ ujar Hendro di sela-sela kejurnas berlangsung. Berbagai upaya dia lakukan untuk bisa mencapai prestasi yang diinginkan. Itu terlihat saat dia menjalani persiapan SEA Games tahun lalu.
Hendro harus berjuang sendiri di Murcia, Spanyol. Kebetulan, dia juga menjalani pendidikan di Universidad Catolica San Antonio de Murcia (UCAM). Hasilnya, Hendro mendulang medali emas nomor 20 km jalan cepat track. Dia mencatatkan waktu 1 jam 32 menit 11,27 detik. Sekaligus memecahkan rekor nasional.
Saat itu Hendro harus mengeluarkan biaya sendiri saat berlatih di Spanyol. Tetapi, mempersiapkan diri menuju Asian Games, Hendro memilih Gunungkidul sebagai base camp. Dia berlatih di kawasan pantai yang cuacanya memang menantang.
Nah, di Jogjakarta, Hendro sekaligus berlatih bersama Yosef dan Violine, dua junior yang mendapatkan men- toring darinya. ’’Hitung-hitung buat sparing juga,’’ terangnya. Bagi Hendro, meski masih menjadi atlet jalan cepat, dirinya merasa punya tanggung jawab untuk menelurkan atlet jalan cepat muda lainnya.
’’Biar gak selalu mengandalkan saya. Kalau banyak pilihan kan enak, bisa bagi tugas,’’ terangnya. Beruntung, saat ini Hendro tidak lagi memusingkan masa depannya. Sebab, atas medali emas yang dia raih pada SEA Games lalu, Hendro dan atlet Indonesia yang lain kini menjadi CPNS di lingkungan Kemenpora.
Sebagai atlet yang cukup diandalkan, Hendro memang mempersiapkan diri cukup baik. Menurut dia, masa persiapan sebelum Asian Games bisa digunakan sebagai ajang untuk mengasah diri.
Sayang, sejak berlatih intensif awal 2018 lalu, Hendro mengalami beberapa kendala. Salah satunya pengurusan berkas sebagai CPNS di Kemenpora. ’’Tetapi, waktu tinggal tiga bulan. Saya harus berikan 100 persen waktu untuk berlatih,’’ tegasnya.
Mimpi Hendro di masa depan adalah bisa menembus ajang selevel Olimpiade. Pilihannya jelas, yakni turun di nomor jarak jauh, jalan cepat 50 km. ’’Butuh kerja keras untuk ke situ. Tapi, dengan dukungan semua pihak, tidak ada yang tidak mungkin,’’ pungkasnya.