Yakinkan Mahasiswa Asing Tak Balik ke Negaranya
SURABAYA – Situasi Kota Pahlawan akhir-akhir ini membuat mahasiswa asing yang mengikuti program internasional di beberapa kampus negeri di Surabaya merasa tidak aman. Sebagian di antara mereka mengajukan pulang kampung. Salah satunya di Universitas Airlangga (Unair).
Hal itu dibenarkan Rektor Unair Prof M. Nasih setelah rapat internal dengan pimpinan kampus di Ruang Pleno kemarin (14/5). Menurut dia, berdasar informasi dari Airlangga Global Engagement (AGE), kantor internasional Airlangga, beberapa mahasiswa yang tengah belajar di Unair mengajukan permintaan agar bisa segera pulang ke kampung halaman. Namun, pihaknya sudah memberikan jaminan keamanan kepada mereka. ’’Iya, ada slentingan (omongan) seperti itu. Kami cegah dan mencarikan tempat yang safe kepada mereka,’’ katanya.
Selama ini mahasiswa asing di Unair tinggal sendirisendiri. Dalam kondisi seperti itu, Unair akan memberikan tempat tinggal yang aman dan nyaman, baik di dalam maupun luar kampus. Saat ini Unair memiliki beberapa rumah tamu yang bisa ditempati para mahasiswa asing. ’’Kami berharap mereka tidak kembali dulu sebelum program selesai,’’ paparnya.
Nasih menuturkan, saat ini ada lebih dari 60 mahasiswa asing yang mengikuti program internasional di Unair. Sebagian sudah mengajukan pulang kampung, tetapi dicegah untuk tetap bertahan di Surabaya dengan jaminan keamanan. ’’Kami berharap Surabaya kembali kondusif. Ledakan bom yang terjadi di polrestabes menjadi yang terakhir di Surabaya,’’ katanya.
Menurut dia, ledakan bom di beberapa titik di Surabaya berdampak luar biasa. Tidak hanya membuat mahasiswa asing takut tinggal di Surabaya, tetapi ekonomi pun bisa berpengaruh.
Bukan hanya itu, beberapa dampak juga dirasakan dalam kerja sama program internasional yang akan datang. Nasih menyatakan, Unair memiliki program dengan pemerintah Amerika. Namun, pemerintah Amerika sudah memberikan travel warning yang menginformasikan dan menyarankan warganya untuk sementara tidak berkunjung ke Surabaya.