Jawa Pos

DITA RAKIT BOM, BUDHI GALANG DANA

Polisi Terus Sisir dan Tangkap Terduga Teroris Di Surabaya Satu Ditembak Mati

-

SURABAYA – Jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya yang dipimpin Dita Oepriarto terbilang lengkap. Meski hanya beranggota beberapa orang, pos-pos strategis terisi dengan baik. Mulai penggalang­an dana, pembuatan bahan baku bom, hingga perakitan bom

Karena itu, seragam bom di Surabaya pada Minggu dan Senin lalu berhasil dieksekusi dengan baik. Mengakibat­kan 16 warga meninggal dunia. Juga menewaskan 14 teroris dan terduga teroris. Baik dalam serangan bom maupun penggerebe­kan yang dilakukan oleh polisi.

Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin menyebut keluarga Dita, Anton Febrianto, dan Tri Murtiono rutin bertemu setiap minggu dalam beberapa bulan terakhir. Dita adalah kepala keluarga yang melakukan penyeranga­n ke tiga gereja Minggu lalu. Anton tewas karena bom yang disimpan di rumahnya meledak sendiri pada Minggu malam. Adapun Tri adalah kepala keluarga pengebom Mapolresta­bes Surabaya.

”Pertemuan rutin, pengajian, di rumah Dita,” kata Machfud.

Pertemuan yang diselengga­rakan tiga keluarga itu bersifat eksklusif. Tidak ada satu orang pun di luar tiga keluarga tersebut yang diperboleh­kan ikut.

Mereka memiliki dua guru ngaji. Keduanya sedang diburu tim gabungan Densus 88 dan Ditreskrim­um Polda Jatim. Diduga kuat, mereka juga termasuk pentolan JAD di Jatim. ”Anggota di lapangan. Doakan saja segera tertangkap,” ucap Machfud.

Fakta-fakta bagaimana sel teroris pimpinan Dita bergerak dan beroperasi didapatkan dari penggeleda­han di rumah para teroris dan pemeriksaa­n sejumlah saksi. Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menambahka­n, teroris serta terduga teroris yang diidentifi­kasi dan diamankan di Surabaya dan sekitarnya saling terkait. Dita bersama anggotanya telah bersiap melakukan pengeboman bersama keluarga Tri Murtiono. Tidak heran, selang sehari dari Dita meledakkan bom bersama keluargany­a, Tri menyusul.

Di samping berperan sebagai pimpinan JAD Surabaya, menurut Setyo, Dita turut serta dalam perakitan bom. ”Yang merakit bom Dita,” ungkapnya.

Namun, tidak semua perakitan dilaksanak­an di rumah Dita. Berdasar data dan fakta yang diperoleh aparat kepolisian di lapangan, sejumlah barang bukti ditemukan terpisah. Termasuk bahan baku untuk membuat bom serta bom yang sudah selesai dan siap untuk diledakkan.

Kalau Dita merakit, Anton lebih berperan dalam pembuatan bahan baku bom. Di tempat tinggalnya di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, didapati sejumlah bahan baku bom. Mulai cairan kimia sampai serbuk bom siap ledak. Barang bukti yang sama ditemukan di tempat tinggal terduga teroris ASW, Abu Haidar alias Widodo, TM, dan Budhi Satrijo.

Nama terakhir adalah terduga teroris yang ditembak polisi di Puri Maharani, Sidoarjo. Dari data yang diterima Setyo, Budhi juga punya peran khusus sebagai pengumpul dana. ”Perannya adalah penampung dana yang digunakan kelompok JAD Surabaya,” imbuh Setyo.

Peran tersebut dijalankan Budhi sesuai arahan Dita. Belum diketahui pasti sumber dana yang ditampung Budhi. Sebab, sampai saat ini petugas yang bekerja di lapangan masih terus mendalami sejumlah data. ”Mungkin dari anggotanya,” tambah dia. Penggerebe­kan di Tandes

dan Dukuh Pakis Sementara itu, polisi terus melakukan penyisiran dan penangkapa­n anggota JAD di Surabaya dan sekitarnya. Tadi malam Densus 88 melakukan operasi penangkapa­n seorang terduga teroris bernama Teguh alias Dedi Sulistiant­o di kawasan Tandes, Surabaya.

Suasana penangkapa­n cukup mencekam karena terdengar beberapa kali tembakan di tempat tinggal Teguh yang berada di perumahan padat penduduk. Satu terduga teroris meninggal di tempat. Sedangkan lima orang lainnya diamankan petugas.

Saksi mata Moch. Fachrul Efendy menyatakan bahwa operasi penangkapa­n dilakukan pukul 17.10. Beberapa petugas berpakaian preman berlari sambil melepaskan beberapa tembakan. Baku tembak pun tak terhindark­an antara petugas dan terduga teroris. ”Warga yang berada di sekitar panik. Mereka tidak tahu kalau ada penangkapa­n teroris di sini,” katanya.

Di dalam rumah yang kemarin digerebek polisi, Teguh tinggal bersama istrinya, Suyanti, beserta tiga anak. Sekitar pukul 17.30, polisi mengamanka­n Suyanti bersama tiga anaknya serta seorang keponakan. Satu kantong mayat yang diyakini berisi jenazah Teguh dimasukkan ke ambulans. ”Anak laki-laki yang bungsu tadi nangis melihat ibunya dibawa,” kata saksi mata bernama Anita kemarin.

Anita membeberka­n, Teguh tertutup kepada warga sekitar. Tidak pernah mengikuti kegiatan di kampung. Sedangkan Yanti (sapaan akrab Suyanti) seharihari berjualan kue untuk disetorkan ke warung-warung. ”Dia (Yanti) juga tertutup kepada warga sekitar, termasuk anak anaknya.” Anak-anak Teguh juga tidak bersekolah. Teguh dan keluargany­a juga sering berpindah-pindah kontrakan.

Kapolresta­bes Surabaya Kombes Rudi Setiawan yang datang ke TKP tidak memberikan banyak penjelasan tentang penggerebe­kan itu. Dia hanya menegaskan bakal terus menindak teroris yang ada di Surabaya. Terkait keluarga yang berhasil diamankan, Rudi menjelaska­n bahwa mereka dibawa ke Mapolda Jatim untuk diperiksa.

Selain di Tandes, tadi malam polisi juga melakukan penangkapa­n di Dukuh Pakis. Sasarannya adalah istri dan anak terduga teroris Ilham Fauzan yang ditangkap di Urang Agung, Sidoarjo, Senin lalu.

Istri Fauzan dan anaknya yang masih berumur 1 tahun tadi malam dibawa polisi untuk menjalani serangkaia­n pemeriksaa­n. Sutiani, ketua RT di tempat tinggal Fauzan, menyebutka­n bahwa sosok terduga teroris itu jarang bersosiali­sasi dengan tetangga. Rumah tersebut juga dihuni orang tua Fauzan.

”Seisi rumah juga jarang bersosiali­sasi,” katanya.

Diketahui, Fauzan sehari-hari memiliki usaha nasi penyetan dan warung kopi. Namun, usaha itu beberapa waktu lalu dia tinggalkan. ”Dulu jualan. Kalau akhir-akhir ini, kurang tahu pekerjaann­ya,” imbuhnya.

Fauzan mempunyai empat anak. Namun, yang tercatat di kartu keluarga (KK) hanya tiga. Dia juga tercatat hanya memiliki satu istri.

Hingga berita ini ditulis, belum terkonfirm­asi identitas istri Fauzan. Kapolresta­bes pun irit bicara. Dia datang ke lokasi sekitar pukul 22.00.

 ?? ZAIM ARMIES/JAWA POS ?? 54 PAKET BOM: Pasukan Gegana Brimob Polda Jawa Timur bersiap melakukan penyisiran di rumah Tri Murtiono, pelaku pengeboman Mapolresta­bes Surabaya. Dalam penggerebe­kan di kawasan Tambak Medokan Ayu, Surabaya, tersebut, polisi menemukan puluhan paket bom.
ZAIM ARMIES/JAWA POS 54 PAKET BOM: Pasukan Gegana Brimob Polda Jawa Timur bersiap melakukan penyisiran di rumah Tri Murtiono, pelaku pengeboman Mapolresta­bes Surabaya. Dalam penggerebe­kan di kawasan Tambak Medokan Ayu, Surabaya, tersebut, polisi menemukan puluhan paket bom.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia