Kemenag Telusuri PNS Istri Terduga Teroris

PENGUNGKAPAN kasus terorisme di Surabaya dan sekitarnya mencatut perempuan berinisial Wqh. Dia adalah istri Budhi Satrijo, terduga teroris yang ditembak mati oleh polisi Senin (14/5). Wqh diketahui berprofesi PNS Kemenag.

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki menjelaskan, istri terduga teroris tersebut bekerja sebagai staf tata usaha (TU) di Kantor Kemenag Kota Surabaya

’’Dia bekerja sejak 2005,’’ katanya saat dimintai konfirmasi kemarin.

Mastuki lantas memastikan bahwa hanya si istri yang berstatus PNS Kemenag. Sementara itu, suaminya yang bernama Budi, yang sudah tewas karena ditembak polisi, bukan PNS Kemenag.

Mastuki menjelaskan, Kemenag sudah menurunkan tim dari inspektorat jenderal (itjen) ke rumah Wqh Senin malam (14/5). Langkah tersebut sudah sesuai dengan prosedur dalam rangka menegakkan disiplin pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 53/2010 tentang Disiplin PNS.

Sementara itu, di Kantor Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ikut mengomentari pegawainya yang merupakan istri terduga teroris. Dia menegaskan, Kemenag masih melakukan penelusuran. ’’Intinya, Kemenag memiliki jumlah satker (satuan kerja, Red) terbanyak di antara kementerian dan lembaga lain. ASN (aparatur sipil negara, Red) di Kemenag tak kurang dari 220 ribu orang,’’ jelasnya.

Dengan jumlah sebanyak itu, kata Lukman, kemampuan untuk mengetahui aktivitas setiap pegawai sangat terbatas. Dia juga menyampaikan, Kemenag secara institusi tidak tahu apa saja kegiatan pegawai ketika berada di luar kantor.

Lukman juga menyatakan terus melakukan komunikasi dengan kepolisian. ’’Tentu ini pelajaran bagi kami di Kemenag,’’ tegasnya.

Kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Seluruh ASN atau PNS dan seluruh keluarga mereka harus sesuai dengan sumpah dan janji yang diucapkan saat dilantik menjadi aparatur negara.

Untuk itu, Kemenag sangat tegas dalam menjatuhkan sanksi kepada aparaturnya yang melanggar hukum, sumpah, regulasi, dan ketentuan lainnya terkait dengan ASN.