Tol Trans-Jawa Picu Ratusan Kota Baru
Sumbang 0,9 Persen Ekonomi Nasional
JAKARTA – Pembangunan jalan tol tidak hanya mengubah tata ruang wilayah yang dilewatinya. Jalan bebas hambatan itu juga memberikan dampak ekonomi nyata terhadap lingkungan di sekitarnya. Ratusan kota baru akan tumbuh di wilayah-wilayah sepanjang sisinya
Kepala Biro Informasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengungkapkan, berdasar survei Bank Indonesia (BI) pada 2017, jalan tol menyumbang 0,9 persen pertumbuhan ekonomi nasional.
’’Itu hanya dari segi konstruksi, belum yang lain,’’ kata Endra kemarin (15/5).
Selain itu, lanjut dia, jalan tol menjadi tulang punggung (backbone) tata ruang sebuah wilayah. Pertumbuhan sebuah kawasan sering sekali mengikuti perkembangan konstruksi jalan tol.
Endra mencontohkan, dulu Jakarta hanya memiliki jalan tol Jagorawi. Namun, sekarang Jakarta sudah memiliki jalan tol lingkar luar (JORR), jalan tol dalam kota, serta berbagai feedernya seperti jalan tol Becakayu dan jalan tol Serpong–Kunciran.
Kehadiran jalan-jalan tol tersebut memicu perkembangan 25 kota baru di sekitar Jakarta. Yakni, kawasan-kawasan pusat permukiman maupun industri dengan luas lebih dari 500 hektare.
’’Contohnya, kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro, Melati Mas. Kalau ke timur ada Lippo Karawaci, Kawasan Cibubur, dan sebagainya,’’ jelas Endra.
Dengan dibangunnya jalan tol Cikopo–Palimanan (Cipali) saja, semakin banyak permukiman serta kawasan industri baru di sekitar Subang, Purwakarta, Cirebon, dan Brebes.
Jalan tol juga menghubungkan berbagai outlet logistik seperti pelabuhan dan bandara. ’’Ada Tanjung Priok, Pelabuhan Merak, Bandara Soekarno-Hatta, Pelabuhan Patimban, serta Bandara Kertajati,’’ ujar Endra.
Keberadaan pelabuhan dan bandara sebagai penopang logistik nasional tersebut juga tumbuh ketika di-support kehadiran jalan tol yang memberikan akses utama.
Jika itu dikaitkan dengan jalur yang dilalui jalan tol baru transJawa, bisa ratusan kota baru tumbuh di Pulau Jawa di sisi kiri dan kanan jalan tol baru. Sebab, jalan tol yang memiliki total panjang 1.167 kilometer itu menyambungkan kota-kota mulai Merak, Banten, hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
Bagi usaha kecil hingga menengah, kehadiran jalan tol membuka peluang pemilik restoran untuk menambah etalaseetalase baru di rest area. Itu menambah daya tarik dan pendapatan. ’’Juga membuka lapangan kerja baru,’’ kata Endra.
Dampak lain pembangunan jalan tol adalah faktor keamanan. Endra menyebutkan, sebelum jalan tol dibangun, banyak sekali terdengar kecelakaan maut yang merenggut nyawa korban. Jika dihitung per tahun, jumlah korban bisa lebih banyak dari bencana banjir gempa dan gunung meletus.
Salah satu fungsi jalan tol adalah memisahkan jalur logistik dengan jalur aktivitas penduduk. Baik yang mau pergi ke sekolah, ke pasar, maupun saling berkunjung. ’’Dengan adanya jalan tol, kendaraan-kendaraan besar masuk tol semua. Bebannya dibagi,” kata Endra.
Faktor pariwisata juga tidak boleh dilupakan. Di Cirebon dan Tegal, saat ini sentra-sentra batik, kuliner, dan pariwisata semakin tumbuh dengan semakin baiknya akses. Semua berkat kehadiran jalan tol Cikopo–Palimanan (Cipali). ’’Dulu dari Jakarta ke Cirebon bayangannya sulit. Bisa 5 sampai 6 jam. Sekarang 3 jam sudah sampai,’’ jelas Endra.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan, tol trans-Jawa bisa menguntungkan bagi ekonomi lokal di tiap daerah. Misalnya, membuat pintu-pintu exit dan entrance di sentra-sentra ekonomi.”Saya lihat Pekalongan itu contohnya. Ia tidak punya akses masuk. Tapi sekarang sudah ada,” ujar pengajar dan peneliti program studi teknik sipil Unika Soegijapranata itu.
Menggerakkan ekonomi lokal juga bisa dengan memberikan kesempatan pada produk UMKM untuk bisa dipajang di rest area. Dengan catatan, produk lokal itu tetap punya harga jual yang bersaing alias tidak terlalu mahal.