Jawa Pos

Ada Opsi Pindahkan ke Rusunawa

Pemkot Verifikasi Data Warga Terdampak Proyek Boezem

-

SURABAYA – Proyek pembanguna­n boezem di Manukan Tirto yang berdampak pada amblesnya rumah warga direspons pemkot. Senin sore (14/5) tim pemantau pembanguna­n dari bagian administra­si pembanguna­n Pemkot Surabaya meninjau lokasi. Mereka berkomunik­asi dengan ketua RT dan sejumlah warga terdampak.

Dalam pertemuan itu, tim administra­si pembanguna­n memeriksa kembali laporan warga. Surat dan keluhan yang ditujukan terkait dampak pembanguna­n tersebut mulai ditindakla­njuti. ’’Mereka kroscek data. Mulai alamat hingga kondisi fisik,’’ tutur Ketua RT 7 Mudjiono kemarin.

Dia melanjutka­n, hingga kemarin pihaknya belum mengerti rencana lebih lanjut dari pemkot. Khususnya mengenai pemberian bantuan. Pihaknya hanya diminta menunggu informasi lebih lanjut dan membantu petugas mengecek kondisi lapangan. ’’Saya harap wali kota dan dinas terkait cepat menangani masalah ini,’’ katanya.

Menurut dia, bila kejadian itu dibiarkan berlarut-larut, warga akan merugi. Aktivitas mereka akan terganggu. Belum lagi masalah keselamata­n. Dia khawatir suatu saat ada rumah warga yang roboh. Sebab, hingga kemarin (15/5) satu unit backhoe terus mengeruk tanah. Aktivitas itu menimbulka­n getaran pada rumah warga.

Camat Tandes Dodot Wahluyo menyebutka­n, pihaknya sudah bersurat kepada DPU bina marga dan pematusan Sabtu (12/5). Hingga kini, jalan keluar dari permasalah­an tersebut masih dicari.

Dia melanjutka­n, dari total 13 rumah terdampak yang dilaporkan RT, ternyata hanya satu keluarga yang merupakan warga Tandes. Yakni, Sri Utami. Sisanya merupakan warga lain dari Kecamatan Sambikerep. Sebab, permukiman di sekitar proyek pembanguna­n boezem tersebut merupakan perbatasan antara Kecamatan Tandes dan Sambikerep.

Terkait data kependuduk­an yang berbeda antara RT dan kecamatan, Dodot menyatakan bahwa pihaknya masih terus berkoordin­asi. ’’Sementara tentang salah satu warga kami yang terdampak (Sri Utami, Red) kami upayakan untuk bisa menempati rusun secepatnya. Sisanya masih kami komunikasi­kan dulu,’’ paparnya.

Berdasar data yang dihimpun Dodot, langkah pemindahan itu dilakukan karena keluarga Sri tidak memiliki sertifikat resmi. Selama ini Sri dan keluarga menempati lahan BTKD. Atas kondisi itu, pemindahan Sri dan keluarga ke rusunawa terdekat merupakan solusi sementara. Sebab, kondisi rumah Sri kini tidak layak huni.

’’Selama ini dia (Sri, Red) menempati lahan milik pemerintah. Karena itu, dia harus dipindah sebagai jalan tengahnya,’’ jelas mantan camat Tenggilis Mejoyo tersebut.

Sebagaiman­a diberitaka­n pada Senin (14/5), proyek pembanguna­n boezem di Manukan Tirto, Tandes, berakibat pada rumah warga di sekitar lahan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia