Serempak Lakukan Penyisiran Kawasan
Pendataan Ulang Penduduk Luar Kota
GRESIK – Ruang gerak para teroris terus dipersempit. Selain memperketat penjagaan, petugas gabungan menyisir berbagai kawasan. Di antaranya, rumah kontrakan dan kos di wilayah selatan serta Rusunawa Gulomantung 1 dan 2, Jalan Mayjen Sungkono, Kebomas.
Senin malam (14/5), anggota Polsek Driyorejo melakukan razia di sejumlah wilayah. Di antaranya, Desa Cangkir, Driyorejo, Krikilan, dan Bambe. Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Kota Surabaya.
Operasi itu melibatkan sejumlah aparat forkopimka. Mulai satpol PP, koramil, hingga aparatur desa. Sasarannya, para penghuni kos dan kontrakan. ”Mereka semua berasal dari luar (kota, Red),” ujar Kapolsek Driyorejo AKP Adam Purbantoro kemarin (15/5).
AKP Adam mengatakan, operasi tersebut dilakukan untuk pendataan ulang. Satu per satu warga luar kota diperiksa untuk mengetahui ada yang mencurigakan atau tidak. ”Kalau ada yang mencurigakan, langsung kami amankan. Tapi, kemarin (Senin, 14/5, Red) aman,” tuturnya.
Menurut AKP Adam, wilayah Gresik masih siaga satu. Sesuai petunjuk Kapolres AKBP Wahyu Sri Bintoro, semua anggota diminta tetap waspada. Aparat dan petugas terus siaga.
Meski demikian, warga diminta tetap tenang. AKP Adam meminta masyarakat memercayakan keamanan kepada polisi dan TNI. Anggota korps berseragam cokelat itu akan bekerja maksimal untuk mengamankan wilayah Kota Santri.
Pengamanan di mapolsek juga diperkuat. Setiap orang yang masuk diperiksa. Itu dilakukan untuk mengantisipasi teror yang menyerang polisi. Sebab, Senin pagi teroris meledakkan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. ”Tapi, pelayanan tetap jalan,” jelasnya.
Petugas gabungan juga merazia penghuni Rusunawa Gulomantung 1 dan 2 di Kelurahan Gulomantung pada Senin malam. Di Rusunawa Gulomantung 1 terdapat 188 unit, sedangkan Gulomantung 2 ada 99 unit. ”Kami tidak menemukan orang mencurigakan,” ujar Camat Kebomas Sutrisno yang didampingi Kapolsek Kompol Roni Eddy Yusuf dan Danramil Kapt Inf Sali.
Razia penghuni flat yang berlangsung mulai pukul 21.00 tersebut melibatkan 50 personel. Petugas berangkat dari Polsek Kebomas. Tim gabungan membutuhkan waktu tiga jam untuk memastikan identitas penghuni sesuai dengan data kependudukan di dua rusun itu. ”Sebagian besar penghuni di dua rusun adalah warga Gresik. Ada juga yang berasal dari luar kota. Tapi, identitas mereka lengkap,” kata Sutrisno.
Salman Haris, salah seorang penghuni rusunawa 2, mengatakan, semua penghuni rusun yang berdiri sejak 2012 itu tidak mencurigakan. ”Kami saling kenal,” kata lelaki asal Jalan Panglima Sudirman, Gresik, itu yang diamini Riyono, ketua Paguyuban Rusunawa 1 Blok A.
Sementara itu, kemarin (15/5) forum komunikasi pimpinan daerah (forkompimda) menggelar rapat koordinasi bersama unsur tiga pilar dan kepala desa se-Gresik di gedung Mandala Bhakti Praja, kantor Pemkab Gresik. Dalam rakor itu, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro, Dandim 0817 Gresik Letkol Kav Widodo Pujiyanto, Ketua DPRD Gresik Abdul Hamid, Kajari Gresik Pandu Pramoertika, serta perwakilan PN Gresik bergandengan tangan bersama camat, kepala desa, dan tokoh agama.
Bupati Sambari meminta seluruh kepala desa mendeteksi dini di wilayahnya masing-masing. ”Apabila ada gejala apa pun yang mencurigakan, segera laporkan kepada aparat terdekat,” tegasnya.