Berhentikan dari Jabatan Struktural
Dekan dan Dosen ITS yang Diduga Terlibat Organisasi Terlarang
SURABAYA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir dikabarkan memecat dekan dan tiga dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Alasannya, mereka diduga terlibat dengan gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Padahal, organisasi tersebut dilarang pemerintah.
Ketika dikonfirmasi, Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, pihaknya masih mengklarifikasi pernyataan Menristekdikti itu. ’’Memang benar ada dugaan tersebut. Tetapi, kami masih menyelidikinya,’’ katanya kemarin.
Joni menuturkan, pihaknya masih mencari bukti terkait dengan keterlibatan dekan dan tiga dosen tersebut. Jadi, pihaknya belum memecat dekan dan tiga dosen ITS itu dari pegawai negeri sipil (PNS). ’’Kami tidak memecat dari status PNS. Tetapi hanya memberhentikan sementara dari jabatan struktural,’’ ujarnya.
Jadi, mereka masih mengajar sebagai dosen. Joni menyatakan, pihaknya juga sudah mengonfirmasi kepada Menristekdikti tentang pernyataan di media tersebut. ’’Tidak mudah memecat dari status PNS. Kami harus memeriksa tingkat pelanggarannya,’’ katanya.
Saat ini ITS juga sudah membentuk tim bina khusus untuk
mengkaji lebih dalam tentang kasus itu. Tim tersebut terdiri atas wakil rektor, biro umum, para wakil dekan, dan beberapa ahli. ’’Penyelidikan masih berlanjut. Tim bina khusus akan memberikan arahan kepada saya, kemudian saya usulkan ke Pak Menteri,’’ ujarnya.
Joni berharap tidak ada anggapan ITS sebagai kampus radikal. Sebab, yang terjadi hanya segelintir oknum yang kini masih diselidiki. ’’Kami tidak ingin mahasiswa jadi takut,’’ katanya.
Salah seorang nama yang santer terlibat dengan HTI adalah Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Prof Ir Daniel M. Rosyid. Dia menyatakan siap menerima keputusan rektor. Termasuk jika diminta mundur dari jabatan dekan. ’’Saya siap,’’ ujarnya.
Sementara itu, seluruh civitas academica ITS ikut bergerak melawan terorisme. Kemarin (15/5) mereka berdoa bersama sekaligus mendeklarasikan dukungan antiterorisme di Taman Alumni ITS.
Kegiatan bertajuk Merajut Kebersamaan ITS untuk NKRI tersebut diikuti ratusan orang. Mulai mahasiswa, dosen, staf, hingga pejabat tinggi di ITS. Mereka mengenakan pakaian putih dan hitam.
Para peserta aksi menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan membawa Bendera Merah Putih. Aksi tersebut dilakukan sebagai simbol sekaligus untuk meningkatkan rasa nasionalisme. ’’Kami sudah berjanji menjamin anak-anak yang kuliah di ITS selamat. Kami menggalang aksi solidaritas agar bersama-sama menjaga keamanan,’’ kata Joni.
Kami tidak memecat dari status PNS. Tetapi hanya memberhentikan sementara dari jabatan struktural.’’
PROF JONI HERMANA Rektor ITS