Harga Bahan Makanan Merambat Naik
Daging Ayam Jadi Rp 38 Ribu Per Kilogram
SURABAYA – Kenaikan harga bahan makanan menjelang Ramadan tak bisa dihindari. Tingginya konsumsi mendorong meningkatnya harga beberapa bahan makanan. Di antaranya, daging ayam dan telur. Hingga kemarin, kenaikan harga daging ayam mencapai Rp 8 ribu dan diperkirakan terus bertambah.
Peningkatan harga daging dirasakan para pedagang Pasar Pegirian. Empat hari lalu, harga satu kilogram ayam masih Rp 30 ribu. Kemarin (15/5) harganya Rp 38 ribu.
”Ini namanya tak naik lagi. Namun, sudah berganti harga,” ungkap Lina Nafisa, salah seorang pedagang Pasar Pegirian.
Dia menyebut, semua pedagang daging khawatir jika harga terus meroket. Penjual menjadi sasaran kekesalan pembeli. ”Dikiranya kami cari banyak untung. Padahal, harganya memang naik,” ungkap Lina. Perempuan berusia 34 tahun itu menjelaskan, kenaikan terjadi dari peternak. Pedagang hanya mengikuti.
Meski begitu, Lina mengaku tetap bersyukur. Tingginya harga daging tidak memengaruhi penjualan. Jumlah pembeli kian banyak. Ada kenaikan penjualan hingga dua kali lipat. ”Sehari saya biasanya menjual 30 kilogram. Sekarang mampu 60 kilogram,” ungkap Lina.
Kenaikan harga daging juga dikeluhkan pedagang Pasar Tambahrejo, Simokerto. Mereka berharap harganya tidak naik lagi. Sebab, lonjakan harga tersebut membuat masyarakat uring-uringan. ”Sama, Mas. Di sini ayam juga naik,” papar Destina, salah seorang pedagang Pasar Tambahrejo. Destina juga menyebut bahwa penjualannya naik. Meski begitu, dia mengaku tidak kesulitan untuk mencari stok. Daging ayam melimpah.
Berdasar pantauan di pasar, kenaikan harga tidak saja terjadi pada daging ayam. Harga telur juga naik tinggi. Di Pasar Pegirian, harga telur naik Rp 5 ribu–Rp 6 ribu.
Kasi Perekonomian Arief Siswoko menuturkan, kenaikan harga itu meresahkan masyarakat. Kecamatan bakal melakukan pemantauan ke pasar. Terutama harga daging dan telur. ”Sudah dijadwalkan. Rencananya, hari ini kami mengecek,” kata Arief. Menurut dia, pengecekan juga dilakukan untuk komoditas gula, beras, dan bawang. Bahan-bahan itu diserbu masyarakat.
Arief menjelaskan, pengecekan harga tidak hanya dilakukan petugas kecamatan. Ada juga fasilitator kelurahan (faskel) yang membantu. Selain melapor ke kecamatan, mereka bertugas untuk menyebarkan perkembangan harga kepada pengusaha kuliner. Tujuannya, pengusaha kecil siaga pada awal Ramadan.