Jawa Pos

Gemetar dan Pusing saat Ingat Ledakan

Berniat Laporkan Penipuan, Malah Jadi Korban Bom Bunuh Diri di Polrestabe­s Surabaya

- EKO HENDRI

Aksi bom bunuh diri selalu menimbulka­n trauma pada korban. Bukan hanya rasa sakit akibat luka di tubuh, mereka sering merasa ketakutan. Elly Hamidah salah satunya. Dia terluka akibat bom bunuh diri di Polrestabe­s Surabaya.

WARGA Kelurahan Tembok Dukuh, Bubutan, tersebut merupakan salah satu saksi ledakan di gerbang Polrestabe­s Surabaya Senin (14/5). Tangan kirinya terluka. Meski divonis ringan, perempuan berusia 55 tahun tersebut menyatakan trauma hingga kini. Dia sering ketakutan saat ingat ledakan bom. Badannya gemetar dan panas. Kepalanya pusing mengingat kejadian yang turut melukai anggota Polrestabe­s Surabaya tersebut.

’’Ingat ledakan, biasanya saya langsung panggil anak,’’ ungkap Hamidah yang akrab disapa Ida kemarin (15/5). Saat bom meledak sekitar pukul 09.00, perempuan dua anak itu memang tengah berada di lokasi. Dia datang ke markas polisi tersebut untuk melaporkan penipuan ratusan juta rupiah bermodus investasi bodong.

Setelah memarkir kendaraann­ya, dia berjalan kaki masuk ke gedung. Ketika berada sekitar 15 meter dari gerbang, bom meledak. Duar! Ida kaget. Perempuan itu langsung berlari ke dalam gedung. Pendengara­nnya terganggu. Saat itu dia terus berdoa. Tetesan darah di tangannya membuatnya semakin ketakutan.

’’Saya lihat ada anak kecil sempoyonga­n. Pengin lari menolong, tetapi dicegah polisi,’’ ungkapnya. Belakangan anak tersebut diketahui sebagai buah hati terduga teroris. Dia diselamatk­an polisi. ’’Usai kejadian, saya sebenarnya sempat ditawari petugas mau dibawa ke rumah sakit. Saya menolaknya,’’ kata Ida. Dia tidak mau berada satu kendaraan dengan korban lain yang tubuhnya berdarah-darah. Ida takut.

Sebagai gantinya, dia memilih lari ke klinik terdekat. Ida diobati di klinik yang tidak jauh dari markas kepolisian. Karena terus-menerus panik, petugas kesehatan berusaha menenangka­nnya. Saat di klinik itu, dia menelepon anaknya. ’’Anak saya langsung merangkul dan menangis saat ketemu,’’ kata Ida.

Saat dikonfirma­si, Lurah Tembok Dukuh M. Imron membenarka­n bahwa ada warganya yang jadi korban bom. Lelaki itu sudah menyambang­inya. Dia turut prihatin. Menurut pria asal Pasuruan tersebut, bom tidak hanya membuat korban gelisah. Keluargany­a ikut resah.

Salah satunya kakak Ida, Alimah. Dia sempat mengadu ke kelurahan terkait kekhawatir­annya. Alima terus menangisi saudaranya meski selamat dari ancaman teroris. Dia khawatir adiknya terguncang. ’’Kelurahan terus mendamping­i,’’ papar Imron.

 ?? EKO HENDRI/JAWA POS ?? SERING MENANGIS SENDIRI: Elly Hamidah menunjukka­n luka pada lengannya akibat ledakan bom di Polrestabe­s Surabaya Senin (14/5).
EKO HENDRI/JAWA POS SERING MENANGIS SENDIRI: Elly Hamidah menunjukka­n luka pada lengannya akibat ledakan bom di Polrestabe­s Surabaya Senin (14/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia