Saatnya Naikkan Suku Bunga
Terimbas Teror, Rupiah Terus Melemah
JAKARTA – Situasi keamanan dalam negeri, khususnya terkait aksi terorisme, berimbas pada makin melemahnya nilai tukar rupiah. Berdasar kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin (16/5), rupiah sudah menyentuh Rp 14.094 per dolar AS (USD). Terdepresiasi 74 poin atau 0,52 persen dari posisi hari sebelumnya Rp 14.020.
Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mengungkapkan, awalnya pasar tidak begitu responsif terhadap aksi terorisme yang berlangsung di Surabaya awal pekan ini. Rupiah stabil di angka Rp 14 ribu, bahkan di bawah itu.
Namun, ketika aksi teror tidak kunjung berakhir, pasar pun mulai merespons. ”Pasar pun bimbang bahwa masalah terorisme di Indonesia ternyata laten dan menyebar dalam jangkauan yang lebar, tidak hanya di Surabaya. Pasar pun goyah. Responsnya, rupiah terdepresiasi,” ulasnya kepada koran ini kemarin.
Karena itu, Tony menilai, tidak ada upaya lain yang bisa dilakukan selain menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-Days Repo Rate. Sebab, pelemahan rupiah tidak bisa diprediksi akan berlangsung berapa lama. ”Tidak ada cara lain bagi BI untuk merealisasikan janjinya agar suku bunga acuan dinaikkan dari 4,25 persen ke 4,50 persen. Sesudah itu, kita evaluasi, apakah kenaikan 25 bps itu cukup atau tidak,” katanya.
Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi menuturkan, penyebab pelemahan rupiah adalah kombinasi dari faktor eksternal dan internal. Dari eksternal, situasi global memang tengah tidak kondusif. Yakni, terjadi tren kenaikan US Treasury Yield.
Dari dalam negeri, persepsi pelaku pasar yang memang negatif disebabkan dua faktor. Yakni, data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang di bawah ekspektasi serta neraca dagang yang kembali defisit pada April. Faktor lainnya adalah serangan teroris yang terus berlangsung hingga kemarin. ”Faktor serangan teroris ada pengaruh negatifnya juga kepada persepsi pelaku pasar,” jelas Eric.
Sementara itu, pemerintah yakin kondisi rupiah masih bisa membaik. Menko Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, BI pasti akan melakukan sejumlah upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Di antaranya, menaikkan suku bunga acuan. ”Bisa bergerak (naik). Saya berharap BI akan rapat dewan gubernur bulanan (hari ini, Red). BI akan me-review suku bunga,” katanya di kompleks istana kepresidenan kemarin.