Jawa Pos

BERKUTAT DENGAN KESALAHAN

-

Hanya tiga hari setelah Premier League 2017–2018 berakhir pada Minggu lalu (13/5), tiga klub membuka lowongan pelatih baru. Setelah Arsene Wenger (Arsenal), Sam Allardyce (Everton) dan David Moyes (West Ham) menyusul kemarin WIB (16/5).

ENAM pelatih dalam 24 bulan. Atau, rata-rata hanya empat bulan. Begitulah durasi para pelatih Everton selama dua musim terakhir. Dari Roberto Martinez, David Unsworth, Ronald Koeman, Unsworth lagi, hingga Sam Allardyce. Semuanya dipaksa angkat kaki seiring dengan kegagalan memenuhi ekspektasi pemegang saham terbesar Everton Farhad Moshiri.

Pengusaha Inggris keturunan Iran itu wajar geram. Investasi lebih dari GBP 300 juta atau Rp 5,68 triliun dalam dua musim terakhir belum mampu membuat The Toffees bersaing di zona Liga Champions. Bahkan, Phil Jagielka dkk gagal lolos ke Liga Europa musim depan seiring dengan finis di peringkat kedelapan Premier League musim ini.

Moshiri diklaim bakal memilih Mauro Silva (eks Watford) atau Paulo Fonseca (Shakhtar Donetsk) untuk menggantik­an Big Sam. Silva dan Fonseca juga masuk radar West Ham sebagai pengganti David Moyes yang memilih tidak memperpanj­ang kontraknya.

Bahkan, ada rumor Big Sam dan Moyes bertukar posisi. Itu berarti Moyes kembali ke Everton, klub yang pernah dipolesnya selama 11 tahun (2002–2013). Begitu pula Big Sam yang pernah menangani The Hammers pada periode 2011– 2015. ’’Mereka (Moyes-Allardyce) bertukar jabatan? Yang benar saja. Itu seperti berkutat dengan kesalahan,’’ kritik Jamie Carragher, pundit Sky Sports.

’’Allardyce bukan orang yang tepat untuk ambisi Everton. Sama seperti Roy Hodgson dan Liverpool (Hodgson kini menangani Crystal Palace, Red),’’ imbuh mantan bek andalan Liverpool tersebut.

Carragher menilai, dibutuhkan pelatih yang ambisius untuk klub ambisius. Carra lalu mencontohk­an Antonio Conte di musim pertamanya bersama Chelsea yang berbuah gelar Premier League. Tapi, pada musim keduanya, Conte sudah kehilangan ambisi sehingga The Blues gagal finis di zona Liga Champions.

Keputusan bos Chelsea Roman Abramovich membidik pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino maupun Maurizio Sarri (Napoli) pun dipertanya­kan Carra. Meski sama-sama memendam ambisi juara, Poche dan Sarri termasuk pelatih yang ’’vokal’’ terhadap petinggi klub.

Awal pekan ini (14/5), misalnya, Poche menyindir Chairman Spurs Daniel Levy karena terlalu pelit belanja pemain. Padahal, komplain terhadap kebijakan transfer klub adalah pemicu retaknya relasi Conte dan Abramovich. ’’Sarri juga punya banyak catatan masalah dalam interaksin­ya dengan presiden Napoli (Aurelio De Laurentiis, Red),’’ tulis Daily Star.(dra/c19/dns)

 ?? EDDIE KEOGH/REUTERS ??
EDDIE KEOGH/REUTERS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia