Tarawih Pertama, Masjid Al Akbar Penuh
SURABAYA – Ramadan telah tiba. Segenap umat muslim mengawalinya dengan salat Tarawih tadi malam (16/5). Salah satu masjid terbesar di Indonesia, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, disesaki jamaah. Tragedi dan teror bom tak menghalangi umat Islam untuk menjalankan ibadah sunah itu secara berjamaah.
Tempat parkir sepeda motor maupun mobil penuh. Akses menuju masjid di Pagesangan, Jambangan, itu sempat macet. Selain karena banyak yang hendak salat Tarawih, di tempat tersebut sedang berlangsung bazar Ramadan
Tarawih diimami KH Abdul Hamid Syarifudin dan KH Ahmad Muzakki Al Hafid. Mereka menjalankan tugas secara bergantian. Yang bertindak sebagai khatib adalah KH Abdusshomad Buchori. Tema khotbahnya, Peran dan Tanggung Jawab Ulama. Salat Tarawih 23 rakaat itu dimulai pukul 18.35.
KH Abdusshomad menyampaikan bahwa ulama memiliki tanggung jawab berat. Termasuk menjaga keamanan Indonesia. Sebagai agama dengan pemeluk mayoritas, dia menekankan bahwa Islam sangat melarang adanya perusakan. Peristiwa bom bunuh diri dan teror yang terjadi di Surabaya itu, menurut dia, bukanlah ajaran Islam. ’’Kami turut prihatin dengan peristiwa itu,’’ imbuh dia.
Secara keseluruhan, tidak ada penjagaan keamanan berlebih di masjid tersebut. Hanya perangkat pemantau yang ditambah. Biasanya hanya ada lima orang. Saat salat Tarawih berlangsung, petugas pemantau ditambah menjadi 20 orang. Untuk mengatur jamaah, dikerahkan 60 relawan yang menyebar di masjid. Lalu, untuk tim medis, disiagakan tiga dokter dan dua ambulans. Semua siaga di lokasi. ’’Ini hanya antisipasi,’’ kata Humas Masjid Al Akbar Surabaya Helmy M. Noor.
Selain personel penjagaan, takmir menyiagakan 16 CCTV (closed circuit television) untuk memantau masjid. Lalu, tujuh CCTV ditempatkan di luar area masjid. Jumlah itu berbeda dengan tahun lalu. ’’Dulu hanya area dalam yang dipantau,’’ imbuh Helmy.
Takmir juga mendirikan media center di area masjid. Informasi tentang kegiatan selama bulan puasa bisa didapat di pos tersebut.
Helmy mengatakan, pengamanan akan ditingkatkan pada 10 hari terakhir bulan puasa. Biasanya banyak yang beriktikaf di masjid. Karena itu, personel ditambah. Bisa jadi, jumlahnya dua kali lipat dari sebelumnya.