Keamanan Ketat demi Okupansi
SURABAYA – Insiden bom bunuh diri Minggu (13/5) dan Senin (14/5) di beberapa lokasi terbukti tidak memengaruhi aktivitas banyak warga. Meski sempat mengalami penurunan frekuensi, pengendara di jalan raya tetap padat. Kunjungan ke tempat umum juga berangsur kembali normal.
Misalnya, yang terlihat di Grand City kemarin (16/5). Jumlah kunjungan meningkat jika dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya. Kenaikan jumlah pengunjung diperkirakan 30 persen. ”Tidak banyak. Tapi, memang normal lagi,” ungkap PR Grand City Alicia Weley.
Pengunjung memang belum terlalu banyak. Itu disebabkan empat hari ini termasuk dalam hari aktif alias weekdays. ”Masih hari kerja. Berbeda dengan weekend yang lebih ramai pastinya,” ujar Alicia. Meski begitu, seluruh aktivitas berjalan normal. Transaksi jual-beli di berbagai gerai tidak mengalami kendala berarti. Event pun tetap berlangsung hingga kemarin (16/5).
Meski begitu, pihak mal tetap meningkatkan keamanan. Misalnya, saat masuk ke area parkir mal. Setiap pengunjung diwajibkan turun dari kendaraan masing-masing terlebih dahulu. Ada petugas keamanan yang memeriksa seluruh barang yang dibawa di dalam tas maupun kendaraan.
Pemeriksaan berlapis kembali ditemukan saat hendak masuk mal. Pengunjung memasuki mesin scanning. Seiring itu, petugas memeriksa seluruh barang bawaan pengunjung. Kalau lolos, pengunjung dapat masuk ke mal. Pengamanan tersebut diterapkan pihak mal hingga beberapa ke hari ke depan.
Selain di Grand City, pengamanan ketat terlihat di Hotel JW Marriott. Pihak hotel memang sengaja meningkatkan keamanan setelah kejadian teror bom. ”Kami tingkatkan pengamanan ke level yang paling tinggi,” ungkap Yosefine Nandy Lestyana, marcomm manager Hotel JW Marriott Surabaya. Menurut dia, kasus teror bom itu membuat pihak hotel terus waspada.