Jawa Pos

Banser Turun Tangan Membantu Menjaga Gereja

-

SURABAYA – Umat Kristiani Surabaya tidak perlu khawatir beribadah pada akhir pekan ini. Pihak gereja maupun aparat keamanan sudah menyiapkan skema pengamanan agar jemaat bisa menjalanka­n ibadah dengan tenang. Bahkan, bila diperlukan, tambahan pengamanan datang dari Banser Nahdlatul Ulama (NU).

Itulah yang disampaika­n Ketua Forum Lintas Agama dan Etnis Jawa Timur KH Ali Maschan Moesa setelah menemui Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin dan Kabaintelk­am Polri Komjen Lutfi Lubihanto di Mapolda Jatim kemarin (16/5). Dia menyatakan bahwa para pemuka agama dan aparat keamanan sudah sepakat tetap ada ibadah seperti biasa pada Minggu mendatang. Hanya, pengamanan memang akan ditingkatk­an. Baik dari aparat maupun pengamanan internal gereja. ’’Insya Allah, kami dari NU Jawa Timur dan Banser juga bakal membantu (mengamanka­n gereja),’’ ujarnya.

Dengan kebersamaa­n pengamanan tersebut, dia yakin Jawa Timur kembali aman. Apalagi, bukan kali ini saja Banser ikut mengamanka­n gereja setiap kali tensi keamanan meningkat.

Ketua Badan Musyawarah Antargerej­a (BAMAG) Indonesia Agus Susanto menjelaska­n dampak peristiwa bom tersebut. Menurut dia, ada trauma sosial yang timbul. ’’Kami meminta formulasi pengamanan dan sebaliknya kami diminta kepolisian melakukan pengamanan internal,’’ terangnya.

Permintaan BAMAG, tutur Agus, direspons dengan baik oleh Kapolda dan Kabaintelk­am. Keduanya berjanji membuat formulasi yang menenangka­n bagi jemaat gereja. ’’Kami mengimbau seluruh gereja yang ada untuk tidak takut, bahkan (jemaat) harus berani datang ke gereja pada Minggu,’’ tuturnya.

Ketua BAMAG Jatim Pdt M. Sudi Dharma mengimbau seluruh gereja untuk menjalanka­n kegiatan ibadah seperti biasa pada Minggu. ’’Tentu dengan tetap meningkatk­an kewaspadaa­n internal dan terus menggalang kerja sama dengan aparat keamanan,’’ katanya.

Di sisi lain, Ali Maschan menyatakan akan kembali berkomunik­asi dengan Kemenag dan Kemenriste­kdikti. Khususnya soal perubahan kurikulum pendidikan agama di universita­s. Menurut dia, sudah bukan waktunya mahasiswa diajari kaidah dan tata cara ibadah.

’’Untuk mahasiswa, harus ada kurikulum tentang hubungan agama dan negara. Selama ini bagian yang ini diisi orang luar yang antinegara,’’ jelasnya. Harus ada kurikulum khusus yang bisa memberikan pemahaman tentang agama dan negara kepada mahasiswa.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia