FIFA Dituding Menjual Sepak Bola
Piala Dunia Klub Picu Pro dan Kontra
ZURICH – Selain Piala Dunia, FIFA mencanangkan satu lagi agenda besar yang rencananya dirilis pada 2021. Yakni, Piala Dunia Klub. Hal itu dibahas dalam pertemuan FIFA dengan federasi sepak bola dari enam benua di Lyon, Prancis, kemarin dini hari.
Namun, belum juga rencana tersebut terealisasi, suara penolakan bermunculan. Pemicunya, agenda Piala Dunia Klub akan menghapus dua event yang sudah eksis. Yakni, Piala Dunia Antarklub dan Piala Konfederasi.
’’Dewan Strategi Sepak Bola Profesional UEFA (PFSC) mengatakan bahwa anggotanya menyatakan keberatan tentang proses dan khususnya waktu yang terburu-buru. Hal itu dibarengi kurangnya informasi konkret mengenai event tersebut,’’ tulis media Inggris The Guardian.
Piala Dunia Klub edisi pertama rencananya dihelat di Tiongkok. Pesertanya adalah 24 tim yang dibagi delapan grup. Klub peserta berasal dari Eropa (12 klub), Amerika Latin (4), Afrika (2), Asia (2), Amerika Utara (2), Oseania (1), dan tuan rumah (1). Ajang tersebut mengambil waktu dari Piala Konfederasi yang dihelat 10–28 Juni.
Delapan tim juara grup lolos ke perempat final. Tidak akan ada extra time meski hasilnya imbang dalam 2x45 menit. Jadi, laga langsung dilanjutkan ke adu penalti.
Salah satu penolakan muncul dari Persatuan Liga Profesional Eropa (EPFL). Menurut Presiden EPFL Lars-Christer Olsson, FIFA hanya mementingkan keuntungan dari ajang tersebut.
Menurut Presiden FIFA Gianni Infantino, mereka mendapat suntikan dana dari investor anonim USD 25 miliar (sekitar Rp 351,9 triliun) untuk event tersebut. Setiap klub yang berpartisipasi mendapat dana segar USD 94 juta (sekitar Rp 1,3 triliun).
’’FIFA telah menjual sepak bola dengan biaya besar untuk pengembangannya tanpa konsultasi yang tepat dan tidak ada transparansi. Kami tidak tahu siapa investor itu atau bagaimana mereka bisa memberikan USD 25 miliar,’’ kata Olsson.