Tokoh Panutan, Dekat dengan Siapa Saja
Advokat Senior Trimoelja D. Soerjadi dalam Kenangan Kawan-Kawan
Advokat senior Trimoelja D. Soerjadi tutup usia kemarin (17/5). Keluarga dan kolega mengenang penerima penghargaan Yap Thiam Hien itu sebagai sosok yang berpendirian teguh. Salah satunya tidak mau mendampingi terdakwa narkoba.
MAYA APRILIANI
AIR mata Bingky Irawan menderas saat berkunjung ke kediaman Trimoelja di Rungkut Asri Tengah kemarin. Mengenakan tongkat, tokoh agama Konghucu itu ingin melihat wajah koleganya untuk kali terakhir. Trimoelja adalah advokat yang pernah mendampinginya mengajukan gugatan ke pengadilan tata usaha negara (PTUN) terkait dengan pencatatan pernikahan agama Konghucu.
”Pak Tri itu tegas. Untuk kebenaran, tak pakai ditawar lagi,” katanya. Pria 67 tahun tersebut juga mengatakan bahwa Trimoelja tidak pernah membeda-bedakan agama. Oleh sebab itu, dia merasa kehilangan atas kepergian advokat kondang tersebut.
Bukan hanya Bingky yang memiliki kenangan dengan Trimoelja. Pieter Talaway pun masih ingat saat mereka menjadi advokat dalam kasus kematian Marsinah. Mendampingi Yudi Susanto, pemilik PT Catur Putra Surya. Mereka senantiasa kompak. Misalnya, saat mengajukan praperadilan penangkapan Yudi. Hingga akhirnya, gugatan praperadilan dikabulkan. Sampai Yudi dinyatakan bebas dalam kasus tersebut.
Meski mendapat banyak teror, Trimoelja tidak pernah mundur. ”Benar-benar membela yang benar,” katanya
J
Sikap pantang menyerah itulah yang menjadikan alumnus Unair tersebut dikenang sebagai advokat yang gigih mempertahankan pendapat.
Pieter menyebut pria yang dikaruniai tiga anak tersebut sebagai guru rekan-rekan advokat. ”Sosok panutan. Advokat pejuang. Itu sulit,” ucapnya. Menurut dia, pria yang meninggal dunia pada usia 79 tahun tersebut adalah sosok yang senantiasa mempertahankan idealisme dan pendapat. Apa pun yang terjadi.
Pieter yang sekarang menjabat ketua Dewan Kehormatan Daerah (DKD) Peradi Jatim menggantikan Trimoelja masih ingat pesan yang disampaikan almarhum. Yakni, jangan pernah takut dan menyerah dengan tekanan-tekanan kekuasaan selama benar.
Dia ingat, saat masih menjabat ketua DKD Peradi Jatim dulu, Trimoelja juga dikenal tegas. Tidak menoleransi pelanggaran kode etik advokat yang berat. Supaya profesi advokat tetap terhormat. ”Lebih baik pecat advokat nakal daripada profesi advokat jadi tercemar,” kata Pieter.
Abdul Salam ingat, salah satu keteguhan prinsip Trimoelja adalah tidak mau mendampingi pelaku narkoba. Salam masih ingat betul saat Trimoelja menghubunginya. Mengatakan ada keluarga narkoba yang datang kepadanya. Mereka disarankan untuk menemui Salam. Tidak mungkin memakai jasa Trimoelja untuk menghadapi perkara. ”Karena Pak Tri (Triomelja) pasang tarif tinggi untuk menolak secara halus,” kata Salam.
Selama berkiprah di dunia advokat, Trimoelja memang banyak terlibat kasus pelik. Namun, advokat yang pernah membuat buku berjudul Manusia Merdeka, Sebuah Memoar tersebut selalu total menanganinya. Kenangan paling epik terhadap Trimoleja adalah saat dia menangani konflik PDIP.
Menurut juru bicara perwakilan keluarga dr Hendrian D. Soebagjo SpM (K), advokat bernama lengkap Trimoelja Darmasetia Soerjadi itu beberapa kali masuk rumah sakit. Selama enam bulan terakhir sering keluar masuk rumah sakit. Karena memang pengaruh usia. ”Selain itu, beliau kena multiple myeloma,” kata Hendrian.
Multiple myeloma merupakan jenis kanker ganas. Menyerang sel plasma, salah satu jenis sel darah putih pada sumsum tulang. Sel plasma sebenarnya berfungsi untuk memproduksi antibodi. Namun, pada pasien multiple myeloma, sel plasma justru memproduksi protein yang berlebihan. Kelebihan protein itu bisa mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh lainnya seperti ginjal dan tulang.
Trimoelja kontrol seminggu sekali selama sakit. Dia baru sepekan dirawat di RS Mitra Keluarga, Darmo Satelit, Surabaya. Kondisinya mulai menurun pada Minggu (13/5). Hingga akhirnya meninggal dunia kemarin pada pukul 06.32.
Tidak ada pesan spesifik yang disampaikan Trimoelja sebelum meninggal. Hendrian menilai sosok Trimoelja adalah figur yang idealis dan pandai. Dia sangat menguasai bidang hukum. Advokat yang profesional. ”Paling penting profesionalisme yang beretika dan bermoral,” lanjutnya.
Wakil direktur RSUD dr Soetomo tersebut melanjutkan, masa-masa tua Trimoelja sering dimanfaatkan untuk membaca. Meski tidak dari buku. Membacanya lewat iPad.
Jenazah Trimoelja rencananya dimakamkan di TPU Keputih.
Dyah Eko Rahaju, istri Trimoelja, mengatakan, sebelum meninggal tidak ada hal khusus yang disampaikan suaminya. Selama ini, Trimoelja memang tipikal orang yang jarang mengeluh. ’’Tidak pernah merepotkan,’’ katanya.
Sejatinya, Trimoelja merupakan sosok yang juga humoris. Hal itu terbukti saat dia menjadi aktor dalam film indie yang disutradarai sekaligus diproduseri Ali Aspandi berjudul Koruptor Kekasih Tuhan (KKT). ’’Ternyata nggak mudah, ya. Bolak-balik ngrepek (dialog),’’ ucapnya kala itu.