Kondisi Khalisa-Khanisa Terus Dipantau
SURABAYA – Khalisa dan Khanisa, bayi kembar siam asal Ternate, dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD dr Soetomo mulai kemarin (24/5). Setelah menjalani operasi pemisahan, kondisi mereka masih kritis.
Tim dokter kembar siam pun terus melakukan perawatan intensif kepada dua bayi tersebut. Dokter menyatakan, operasi pemisahan Khalisa dan Khanisa merupakan operasi paling berisiko yang ditangani tim kembar siam RSUD dr Soetomo. Sebab, diagnosis yang sangat minim dapat memunculkan segala kemungkinan buruk di tengah operasi.
”Ini operasi paling berisiko yang kami tangani. Reputasi kami dipertaruhkan,” kata dr Purwadi SpBA (K), kapten tim operasi kembar siam Khalisa-Khanisa.
Purwadi menuturkan, bayi kembar siam Khalisa-Khanisa berbeda dengan bayi kembar lain. Khanisa memiliki patent ductus arteriosus (PDA) besar selebar aorta. Jika dibiarkan, darah akan masuk ke dalam paru-paru. Khanisa pun akan menjadi ketergantungan pada alat bantu napas.
Setelah ligasi PDA dilakukan, kondisi dua bayi tersebut lebih stabil. Kemudian, tim bedah mulai memotong dinding depan, usus yang terpisah, dan liver yang menyatu. Pemotongan liver dilakukan, tetapi timbul kecurigaan. ”Ada pendarahan ketika bayi dipisah. Jantungnya nempel satu dengan yang lain,” papar Purwadi.
Setelah dicek oleh tim bedah jantung anak, ada pembuluh darah yang melintang di sekat serambi kanan Khalisa dan Khanisa. Namun, tim bedah jantung anak berhasil mengatasi masalah tersebut dengan penjepitan pembuluh darah. Karena itu, tim bedah anak akhirnya bisa memisahkan Khalisa dan Khanisa pada Rabu (23/5). ”Operasi sekitar 6 jam 15 menit.”
Ketua Tim Pusat Kembar Siam RSUD dr Soetomo dr Agus Haryanto SpA (K) mengatakan, saat ini Khalisa dan Khanisa dirawat di ICU. Kondisinya masih kritis. Masa kritis diperkirakan berlangsung tujuh hari hingga satu bulan lebih. Tim dokter selalu memantau perkembangan mereka. ”Semoga tidak ada pendarahan atau infeksi yang lain,” katanya.