Serasa Menang di Kandang
PEMBALAP Indonesia Sean Gelael merebut posisi runner-up feature race Formula 2 di Monaco kemarin (25/5). Itu podium pertamanya di ajang Formula 2.
Sean memulai balapan dari posisi ke-13. Beberapa insiden sempat terjadi. Meski demikian, Sean berhasil melewatinya dan merangsek ke posisi ketujuh. Prema Racing kemudian melakukan split strategi. Yakni, strategi yang sama sekali berbeda antara Sean dan rekan setimnya, Nyck de Vries.
De Vries yang berada di posisi kedua dibiarkan memberi tekanan pada pimpinan lomba Alexander Albon. Sementara itu, Sean masuk pit lebih dini di akhir lap kedelapan. Aspal di Monaco tidak menggerus permukaan ban dengan sadis. Jadi, meski mengganti ban lebih dini, dia diperkirakan mampu bertahan hingga akhir balapan selama 42 lap.
Strategi Prema untuk Sean manjur. Di sisi lain, De Vries mengalami senggolan dengan Albon saat berada di belakang safety car. De Vries terpental ke posisi ketujuh sebelum akhirnya gagal melanjutkan lomba karena masalah teknis. Sementara itu, Albon kehilangan banyak posisi karena mesinnya sempat mati.
Begitu enam pembalap di depannya melakukan pit stop, Sean langsung berada di posisi kedua. Namun, pimpinan lomba Artem Markelov (Russian Times) mampu memperlebar jarak menjadi 24 detik sebelum melakukan mandatory pit stop pada lap ke-35. Markelov finis 10,713 detik di depan Sean. Posisi ketiga diduduki Roberto Merhi (MP Motorsport) yang finis 4,776 detik di belakang Sean.
’’Saya seperti menang di balapan kandang sendiri. Sebab, bendera Monaco sama dengan bendera negara saya,’’ kata Sean kepada Jawa Pos dalam sesi jumpa pers setelah balapan.
Dia menuturkan, podium di Monaco adalah mimpinya sejak masa kanak-kanak. ’’Saya rasa semua pembalap di dunia menginginkan podium di sini,’’ ucapnya. Terakhir, Sean menapaki podium saat F2 masih bernama GP2 di GP Austria 2016.
Sean naik ke urutan kedelapan klasemen pembalap F2. Putra pasangan Ricardo Gelael dan Rini S. Bono tersebut mengoleksi 29 poin.