Hei! Itu Tas Saya, Bukan Bom
SURABAYA – Sumarno terkejut. Dia menghindar dari Indomaret yang hendak dituju begitu orangorang sekitar setengah berteriak dan memintanya menjauh. ’’Awas, ada bom,’’’ katanya meniru perintah orang-orang itu.
Warga Balongsari Tama tersebut baru saja datang dan akan memarkirkan sepedanya. Tetapi, orang-orang sudah menuding sebuah ransel hitam di depan pintu masuk minimarket di Jalan Balongsari Tama, Tandes, itu berisi bom. Mereka histeris.
Pada Kamis (25/5) sekitar pukul 19.00, tas ransel berwarna hitam itu memancing kecurigaan warga. Ingatan tragedi bom yang menimpa tiga gereja di Surabaya minggu lalu belum hilang dari ingatan mereka. Karena itu, warga curiga dengan tas tersebut. Sebab, sejak sore, tas itu berada di sana.
Kerumunan orang-orang semakin meluas di sekitar tempat kejadian. Sekitar pukul 20.00 tim Jihandak Polda Jatim datang ke lokasi. Tempat kejadian langsung digaris polisi. Seorang petugas jihandak sudah menggunakan baju pelapis anti ledakan dan hendak menyambar tas tersebut. Namun, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang dari kejauhan. ’’Hei! Itu tas saya ketinggalan, bukan booom,’’ teriak pria bernama Puji Teguh Santoso tersebut.
Puji kemudian menerobos kerumunan warga dan mengambil tas itu. Ternyata benar, isi tas tersebut bukan bom, melainkan laptop dan sejumlah kabel. Puji sempat mampir ke minimarket itu selepas maghrib. Tetapi, dia buru-buru pulang setelah mendapat telepon dari istri yang sakit. ’’Dengan gelagat seperti itu, baru duduk dan lekas pergi sampai meninggalkan tas, warga jadi ketakutan. Mereka mengira itu bom,’’ ungkap Kapolsek Tandes Kompol Sofwan.
Pria 31 tahun asal Manukan Wetan tersebut baru tersadar dua jam kemudian bahwa tasnya ketinggalan. Dia kaget saat hendak mengambil tasnya. Sebab, petugas lengkap dengan tim jihandak mengelilingi tas hitam miliknya. ’’Akhirnya, kami bawa ke polsek untuk dimintai sejumlah keterangan,’’ kata Sofwan.